
Uni Eropa Tidak Larang Minyak Sawit
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
28 April 2018 13:25

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) menekankan tidak melarang minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di benua biru tersebut. Wacana tentang pelarangan yang diajukan oleh Parlemen Eropa masih didiskusikan di Komisi Eropa dan Dewan Eropa selaku peninjau dan pengambil keputusan.
"Uni Eropa tidak melarang minyak kelapa sawit. Pasar UE sejauh ini ramah terhadap minyak sawit," kata Michael Bucki, Delegasi UE di Jakarta, saat memberi paparan di International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) di Nusa Dua, Bali, hari Jumat (27/4/2018).
Bucki mengakui Eropa memang sedang getol mendiskusikan berbagai isu terkait perubahan iklim (climate change) dan lingkungan. Dalam hal ini, pihak parlemen mengambil sikap dengan menganggap biofuel berbasis tanaman tidak mendukung target UE terkait perbaikan iklim dan lingkungan.
Namun, dia mengatakan pihak dewan mengambil sikap yang berbeda dengan mempertimbangkan secara garis besar sebelum mengambil keputusan. Sebab, kelapa sawit terbukti bukanlah penyebab utama deforestasi di dunia. Di samping itu, industri kelapa sawit juga telah membantu tingkatkan taraf kehidupan masyarakat.
"Sementara dewan mengambil posisi berbeda dan menyarankan, mungkin kita harus mempertimbangkan faktor lain sebelum mengambil keputusan," kata Bucki.
"Kami benar-benar melihat semua pendorong deforestasi, termasuk minyak sawit dan yang lainnya. Sebenarnya kami paham bahwa minyak sawit bukanlah (penyebab) terbesar."
(hps) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
"Uni Eropa tidak melarang minyak kelapa sawit. Pasar UE sejauh ini ramah terhadap minyak sawit," kata Michael Bucki, Delegasi UE di Jakarta, saat memberi paparan di International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) di Nusa Dua, Bali, hari Jumat (27/4/2018).
Bucki mengakui Eropa memang sedang getol mendiskusikan berbagai isu terkait perubahan iklim (climate change) dan lingkungan. Dalam hal ini, pihak parlemen mengambil sikap dengan menganggap biofuel berbasis tanaman tidak mendukung target UE terkait perbaikan iklim dan lingkungan.
"Sementara dewan mengambil posisi berbeda dan menyarankan, mungkin kita harus mempertimbangkan faktor lain sebelum mengambil keputusan," kata Bucki.
"Kami benar-benar melihat semua pendorong deforestasi, termasuk minyak sawit dan yang lainnya. Sebenarnya kami paham bahwa minyak sawit bukanlah (penyebab) terbesar."
(hps) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Most Popular