Tembus Bukit, Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Selesai 2018
Exist In Exist, CNBC Indonesia
26 April 2018 19:31
Sumedang, CNBC Indonesia - Pembangunan proyek jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sebagian dibangun menembus bukit sehingga dilengkapi dengan dua terowongan kembar dengan panjang masing-masing 472 meter di Desa Cilengser, Sumedang, Jawa Barat.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan terowongan sebelah kiri ditargetkan bisa selesai pada Agustus 2018 sedangkan sebelah kanan pada Desember 2018.
"Ini yang kiri sudah sekitar 380 meter, mungkin Agustus tembus. 3 bulan lagi. Kalau yang kanan itu sudah sekitar 290 meter mudah-mudahan bisa selesai Desember," ujarnya di lokasi proyek terowongan, Kamis (26/4/2018).
Terowongan kembar ini termasuk ke dalam seksi 2 (Rancakalong-Sumedang) tepatnya di fase 2 (Ciherang-Sumedang) tol Cisumdawu yang dibangun oleh pemerintah dengan biaya Rp 890 miliar.
Basuki mengatakan terdapat sedikit kendala dalam pembangunan terowongan ini karena ada beberapa titik yang rawan longsor. Namun, lanjutnya, pihaknya sudah bisa mengatasi hal tersebut.
"Karena kondisi tanahnya, di tengah2 dijumpai volkanik breksi yang lebih porus sehingga kalau dikeruk mudah longsor dan airnya mengalir terus karena lempungan, jadi lebih hati-hatu dan progresnya lebih pelan, tapi buat saya tidak masalah," tuturnya.
(ray/ray) Next Article Aturan Baru, Pengelola Tol Wajib Beri 30% Lapak untuk UMKM
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan terowongan sebelah kiri ditargetkan bisa selesai pada Agustus 2018 sedangkan sebelah kanan pada Desember 2018.
"Ini yang kiri sudah sekitar 380 meter, mungkin Agustus tembus. 3 bulan lagi. Kalau yang kanan itu sudah sekitar 290 meter mudah-mudahan bisa selesai Desember," ujarnya di lokasi proyek terowongan, Kamis (26/4/2018).
Basuki mengatakan terdapat sedikit kendala dalam pembangunan terowongan ini karena ada beberapa titik yang rawan longsor. Namun, lanjutnya, pihaknya sudah bisa mengatasi hal tersebut.
"Karena kondisi tanahnya, di tengah2 dijumpai volkanik breksi yang lebih porus sehingga kalau dikeruk mudah longsor dan airnya mengalir terus karena lempungan, jadi lebih hati-hatu dan progresnya lebih pelan, tapi buat saya tidak masalah," tuturnya.
(ray/ray) Next Article Aturan Baru, Pengelola Tol Wajib Beri 30% Lapak untuk UMKM
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular