
Internasional
Ini Isi Pidato Sejuk Presiden China tentang Ekonomi Terbuka
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
10 April 2018 10:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping menyampaikan rencana untuk lebih membuka perekonomian negaranya saat menyampaikan pidato di Boao Forum Asia hari Selasa (10/4/2018).
Langkah-langkah yang akan diambil termasuk mengurangi bea impor produk otomotif dan produk lainnya "secara signifikan", menegakkan hukum kekayaan intelektual untuk perusahaan asing, dan memperbaiki lingkungan investasi untuk perusahaan internasional, dilansir dari CNBC International.
Pidato yang Xi sampaikan di konferensi tingkat tinggi dengan sebutan "Davos Asia" itu muncul di tengah ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) yang membuat kedua negara dengan perekonomian terbesar itu saling "berbalas pantun" tentang sanksi dagang terhadap satu sama lain.
Dalam pidatonya, Xi berkata China akan mengambil inisiatif untuk memperluas impor tahun ini dan "bekerja keras" untuk mengimpor produk yang diperlukan oleh penduduknya.
"China tidak mengincar surplus perdagangan. Kami memiliki keinginan tulus untuk meningkatkan impor dan memperoleh keseimbangan pembayaran internasional yang lebih baik dengan jumlah saat ini," kata Xi, menurut terjemahan pidato yang dikutip oleh CNBC International.
"Kami berharap negara maju akan berhenti menerapkan pembatasan terhadap perdagangan produk teknologi tinggi yang normal dan masuk akal, serta melonggarkan pengendalian ekspor terhadap perdagangan tersebut dengan China," katanya.
Dalam pidatonya, presiden seumur hidup China tersebut mempromosikan visi China sebagai pemimpin perekonomian global yang murah hati dengan menekankan bahwa sistem terbuka adalah tindakan terbaik untuk dunia.
"Kami harus tetap berkomitmen terhadap keterbukaan, konektivitas, dan saling menguntungkan, membangun perekonomian global yang terbuka dan menegakkan kerjasama di antara G-20, APEC, serta kerangka kerja multilateral lainnya. Kami harus mempromosikan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan serta investasi, mendukung sistem perdagangan multilateral," kata Xi.
"Dengan ini, kami akan membuat globalisasi ekonomi, lebih terbuka, inklusif, seimbang, dan menguntungkan semua pihak," tambahnya.
China akan terus terbuka terhadap seluruh dunia, katanya dalam pidato tersebut. Ia membahas beberapa cara yang direncanakan Negara Tirai Bambu itu supaya bisa lebih terbuka.
Salah satunya adalah China mendorong kantor kekayaan intelektual untuk meningkatkan penegakan hukum berdasarkan undang-undang yang relevan tahun ini, kata Xi.
"Kami mendorong pertukaran teknologi yang normal, kerjasama antara perusahaan China dan asing, serta melindungi [kekayaan intelektual] sah yang dimiliki oleh perusahaan asing di China," katanya.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden AS Donald Trump meminta Bejing untuk mengurangi defisit dagang China yang besar dengan negaranya. Washington menyebut defisit tersebut sebagai bagian dari praktik perdagangan China yang tidak adil.
Pekan lalu, Trump meminta pejabat perdagangan AS untuk mempertimbangkan tarif tambahan sebesar US$100 miliar (Rp 1.375 triliun) terhadap produk impor China. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan China mengatakan akan "melawan kembali dengan tanggapan yang besar" jika diprovokasi.
Di awal tahun ini, AS menerapkan bea impor terhadap panel surya, serta baja dan aluminium impor.
Setelah itu, China menerapkan tarif tambahan terhadap 128 produk impor AS, termasuk buah-buahan dan daging babi untuk menanggapi keputusan pemerintahan Trump dalam menerapkan bea impor baja dan aluminium. Negara itu itu juga mengumumkan tarif ekstra terhadap 106 produk impor AS pekan lalu, meskipun tidak ada tanggal penerapan yang pasti.
Lewat cuitan di twitter pada hari Minggu (8/4/2018), Trump berkata China akan membuka batasan perdagangan karena hal itu adalah "hal yang benar". Presiden AS itu juga menunjukkan optimism bahwa berbagai negara akan mencapai kesepakatan tentang kekayaan intelektual.
(prm) Next Article Trump Minta Kabinet Buat Draft Perjanjian Dagang dengan China
Langkah-langkah yang akan diambil termasuk mengurangi bea impor produk otomotif dan produk lainnya "secara signifikan", menegakkan hukum kekayaan intelektual untuk perusahaan asing, dan memperbaiki lingkungan investasi untuk perusahaan internasional, dilansir dari CNBC International.
Pidato yang Xi sampaikan di konferensi tingkat tinggi dengan sebutan "Davos Asia" itu muncul di tengah ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) yang membuat kedua negara dengan perekonomian terbesar itu saling "berbalas pantun" tentang sanksi dagang terhadap satu sama lain.
Dalam pidatonya, Xi berkata China akan mengambil inisiatif untuk memperluas impor tahun ini dan "bekerja keras" untuk mengimpor produk yang diperlukan oleh penduduknya.
"Kami berharap negara maju akan berhenti menerapkan pembatasan terhadap perdagangan produk teknologi tinggi yang normal dan masuk akal, serta melonggarkan pengendalian ekspor terhadap perdagangan tersebut dengan China," katanya.
Dalam pidatonya, presiden seumur hidup China tersebut mempromosikan visi China sebagai pemimpin perekonomian global yang murah hati dengan menekankan bahwa sistem terbuka adalah tindakan terbaik untuk dunia.
"Kami harus tetap berkomitmen terhadap keterbukaan, konektivitas, dan saling menguntungkan, membangun perekonomian global yang terbuka dan menegakkan kerjasama di antara G-20, APEC, serta kerangka kerja multilateral lainnya. Kami harus mempromosikan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan serta investasi, mendukung sistem perdagangan multilateral," kata Xi.
"Dengan ini, kami akan membuat globalisasi ekonomi, lebih terbuka, inklusif, seimbang, dan menguntungkan semua pihak," tambahnya.
China akan terus terbuka terhadap seluruh dunia, katanya dalam pidato tersebut. Ia membahas beberapa cara yang direncanakan Negara Tirai Bambu itu supaya bisa lebih terbuka.
Salah satunya adalah China mendorong kantor kekayaan intelektual untuk meningkatkan penegakan hukum berdasarkan undang-undang yang relevan tahun ini, kata Xi.
"Kami mendorong pertukaran teknologi yang normal, kerjasama antara perusahaan China dan asing, serta melindungi [kekayaan intelektual] sah yang dimiliki oleh perusahaan asing di China," katanya.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden AS Donald Trump meminta Bejing untuk mengurangi defisit dagang China yang besar dengan negaranya. Washington menyebut defisit tersebut sebagai bagian dari praktik perdagangan China yang tidak adil.
Pekan lalu, Trump meminta pejabat perdagangan AS untuk mempertimbangkan tarif tambahan sebesar US$100 miliar (Rp 1.375 triliun) terhadap produk impor China. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan China mengatakan akan "melawan kembali dengan tanggapan yang besar" jika diprovokasi.
Di awal tahun ini, AS menerapkan bea impor terhadap panel surya, serta baja dan aluminium impor.
Setelah itu, China menerapkan tarif tambahan terhadap 128 produk impor AS, termasuk buah-buahan dan daging babi untuk menanggapi keputusan pemerintahan Trump dalam menerapkan bea impor baja dan aluminium. Negara itu itu juga mengumumkan tarif ekstra terhadap 106 produk impor AS pekan lalu, meskipun tidak ada tanggal penerapan yang pasti.
Lewat cuitan di twitter pada hari Minggu (8/4/2018), Trump berkata China akan membuka batasan perdagangan karena hal itu adalah "hal yang benar". Presiden AS itu juga menunjukkan optimism bahwa berbagai negara akan mencapai kesepakatan tentang kekayaan intelektual.
(prm) Next Article Trump Minta Kabinet Buat Draft Perjanjian Dagang dengan China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular