Internasional

Stephen Hawking Ramal Akhir Dunia 2 Minggu Sebelum Meninggal

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
20 March 2018 15:42
Stephen Hawking dan rekannya menulis kajian ilmiah tentang konsep multi-semesta dan bagaimana nantinya semesta kita akan mati.
Foto: REUTERS/Mike Hutchings
Jakarta, CNBC Indonesia - Fisikawan asal Inggris, Stephen Hawking, merampungkan sebuah teori yang mengemukakan prediksinya akan akhir dunia, hanya dua minggu sebelum kematiannya.

Ilmuwan kenamaan yang meninggal Rabu pekan lalu di usia 76 tahun itu menjadi salah satu penulis (co-author) sebuah riset matematika. Dalam tulisan itu ia mencoba membuktikan teori multi-semesta (multiverse), sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Inggris The Sunday Times, dilansir dari CNBC International.

Teori multi-semesta itu membayangkan keberadaan beberapa semesta yang berbeda dengan yang kita tinggali saat ini.

Riset terakhir Hawking yang berjudul "A Smooth Exit From Eternal Inflation" atau Jalan Keluar yang Mulus dari Inflasi sedang dikaji oleh sebuah jurnal sains terkemuka. Inflasi adalah suatu masa pendek yang diduga terjadi ketika semesta meluas setelah terjadinya ledakan hebat atau big bang di awal masa terciptanya semesta.

Dalam kajian ilmiah itu, Hawking memprediksikan bagaimana alam semesta kita pada akhirnya akan memudar ke dalam kegelapan karena bintang-bintang kehabisan energinya.

Bersama Profesor Thomas Hertog dari Universitas KU Leuven di Belgia, Hawking juga mengajukan sebuah cara yang diharapkan akan memungkinkan para ilmuwan menemukan semesta lainnya menggunakan pesawat luar angkasa. Hal ini akan memungkinkan manusia mendapatkan pemahaman yang lebih akurat mengenai semesta kita, memecahkan misteri mengenai apa dan siapa saja yang hidup di luar angkasa sana, dan pada akhirnya menyadari posisi kita dalam kosmos.

"Ia telah sering dinominasikan sebagai peraih Nobel dan seharusnya memenanginya. Sekarang, ia tidak akan pernah bisa [meraih Nobel]," kata Hertog kepada The Sunday Times dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan hari Minggu (18/3/2018).



'Kehidupan yang Cerdas Mungkin Sedang Mengawasi Kita'
Hawking, yang bisa jadi paling dikenal lewat pemikirannya mengenai lubang hitam dan teori relativitas, sebelumnya telah menyampaikan gagasan bahwa Bumi akan berubah menjadi bola api raksasa pada tahun 2600. Oleh karenanya, manusia pada akhirnya akan perlu mengkolonisasi planet lain atau menghadapi kepunahan," katanya.

Tahun 2015, Hawking bekerja sama dengan miliuner Rusia Yuri Milner menjalankan sebuah proyek yang berusaha mendengarkan alien menggunakan komputer berkekuatan tinggi. Proyek itu, yang bernama Breakthrough Initiatives, mendukung SETI@home, sebuah percobaan ilmiah yang berbasis di Universitas California, Berkeley. Proyek itu menggunakan beberapa komputer untuk memindai langit dan mencari tanda-tanda kehidupan.

"Di suatu tempat di alam semesta ini, mungkin, sebuah kehidupan yang cerdas sedang melihat cahaya-cahaya kita dan menyadari apa maksudnya," kata Hawking.
(prm) Next Article Ilmuwan Inggris Stephen Hawking Meninggal Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular