
Negara-Negara Alternatif Tujuan Ekspor Aluminium Indonesia
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
10 March 2018 19:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerikat Serik Donald Trump, sesuai dengan salah satu janji pada masa kampanye, telah menandatangani aturan penerapan tarif pada impor baja dan aluminium, dengan pengecualian bagi Kanada, Meksiko dan Australia yang mendapatkan pembebasan tarif.
Aturan tersebut akan berlaku efektif beberapa hari ke depan. Indonesia sendiri jelas akan terdampak dari kebijakan orang nomor satu di Amerika Serikat (AS) ini.
Pertama, Indonesia hanya mengekspor baja ke AS dalam persentase 1%-2% dari total ekspor baja. Memang jumlah itu tidak signifikan, tetapi pelaku industri baja mengkhawatirkan dampak tidak langsung yang terjadi, yakni banjirnya baja impor dari China.
Kedua, untuk aluminium kasusnya agak berbeda, karena Indonesia mengekspor aluminium dalam jumlah yang banyak ke AS. Bahkan, nilai ekspor aluminium Indonesia ke AS mencapai US$ 123,65 juta pada 2016, nilai terbesar dibandingkan dengan ekspor ke negara lainnya. Jumlah itu juga mencapai 31,22% dari total ekspor aluminium Indonesia sebesar US$ 395,96 juta.
Lantas, negara mana saja yang bisa jadi alternatif untuk ekspor aluminium Indonesia?
Pertama, tentu saja Indonesia perlu menengok negara-negara tujuan ekspor utama aluminium selain AS. Pada posisi 5 besar negara tujuan ekspor aluminium Indonesia di tahun 2016, masih ada nama Malaysia, Jepang, Filipina, dan Vietnam, selain AS di posisi 1.
Jika memang produksi ke AS dibatasi, Indonesia perlu memikirkan opsi untuk memaksimalkan ekspor ke negara-negara tersebut. Pada tahun 2016, Indonesia mengekspor aluminium ke Malaysia senilai US$ 54,89 juta dan ke Jepang sebesar US$ 31,60 juta.
Kedua, Indonesia juga perlu memperhitungkan negara-negara dengan konsumsi aluminium yang besar. Berdasarkan proyeksi Engelhart Commodities Trading Partner (ECTP), konsumsi aluminium masih akan tumbuh beberapa tahun ke depan seiring dengan pemulihan ekonomi global. Jerman dan Cina menjadi negara dengan konsumsi aluminium per kapita paling banyak, masing-masing diproyeksikan tumbuh hingga 30,8 kg/orang dan 28,3 kg/orang pada 2020.
Mengingat China memasok lebih dari 50% aluminium global, Jermanlah yang dapat menjadi tujuan utama Indonesia untuk memaksimalkan ekspor aluminium. Tecatat pada tahun 2016, Indonesia hanya mengekspor aluminium senilai US$ 892,82 ribu ke Jerman. Jumlah itu hanya sejumlah 0,72% dari ekspor Indonesia ke AS.
Beberapa negara potensial lainnya yang bisa diprospek oleh Indonesia adalah Uni Emirat Arab. Menurut ECTP, konsumsi aluminium per kapita Uni Emirat Arab diproyeksikan mencapai 24,9 kg/orang pada 2020. Pada tahun 2016, Indonesia baru mengekspor aluminium sebesar US$ 3,99 juta ke negara kaya minyak tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Australia untuk Sementara Selamat dari Perang Dagang AS
Aturan tersebut akan berlaku efektif beberapa hari ke depan. Indonesia sendiri jelas akan terdampak dari kebijakan orang nomor satu di Amerika Serikat (AS) ini.
Pertama, Indonesia hanya mengekspor baja ke AS dalam persentase 1%-2% dari total ekspor baja. Memang jumlah itu tidak signifikan, tetapi pelaku industri baja mengkhawatirkan dampak tidak langsung yang terjadi, yakni banjirnya baja impor dari China.
![]() |
Lantas, negara mana saja yang bisa jadi alternatif untuk ekspor aluminium Indonesia?
Pertama, tentu saja Indonesia perlu menengok negara-negara tujuan ekspor utama aluminium selain AS. Pada posisi 5 besar negara tujuan ekspor aluminium Indonesia di tahun 2016, masih ada nama Malaysia, Jepang, Filipina, dan Vietnam, selain AS di posisi 1.
Jika memang produksi ke AS dibatasi, Indonesia perlu memikirkan opsi untuk memaksimalkan ekspor ke negara-negara tersebut. Pada tahun 2016, Indonesia mengekspor aluminium ke Malaysia senilai US$ 54,89 juta dan ke Jepang sebesar US$ 31,60 juta.
![]() |
Kedua, Indonesia juga perlu memperhitungkan negara-negara dengan konsumsi aluminium yang besar. Berdasarkan proyeksi Engelhart Commodities Trading Partner (ECTP), konsumsi aluminium masih akan tumbuh beberapa tahun ke depan seiring dengan pemulihan ekonomi global. Jerman dan Cina menjadi negara dengan konsumsi aluminium per kapita paling banyak, masing-masing diproyeksikan tumbuh hingga 30,8 kg/orang dan 28,3 kg/orang pada 2020.
Mengingat China memasok lebih dari 50% aluminium global, Jermanlah yang dapat menjadi tujuan utama Indonesia untuk memaksimalkan ekspor aluminium. Tecatat pada tahun 2016, Indonesia hanya mengekspor aluminium senilai US$ 892,82 ribu ke Jerman. Jumlah itu hanya sejumlah 0,72% dari ekspor Indonesia ke AS.
Beberapa negara potensial lainnya yang bisa diprospek oleh Indonesia adalah Uni Emirat Arab. Menurut ECTP, konsumsi aluminium per kapita Uni Emirat Arab diproyeksikan mencapai 24,9 kg/orang pada 2020. Pada tahun 2016, Indonesia baru mengekspor aluminium sebesar US$ 3,99 juta ke negara kaya minyak tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Australia untuk Sementara Selamat dari Perang Dagang AS
Most Popular