
Perang Dengan AS, Indonesia Bisa Jual Karet ke China
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
08 March 2018 19:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan produsen karet tanah air bisa melirik China apabila kebijakan "proteksionisme" AS di bawah Trump diperluas ke komoditas tersebut.
Namun demikian, Panggah mengatakan saat ini China hanya tertarik mengimpor karet dalam bentuk compound sehingga butuh diplomasi dagang lebih lanjut apabila pasar ekspor karet mau dialihkan dari AS ke China.
"Sebenarnya pasar yang besar itu China tapi China akhir-akhir ini hanya mau impor kalau bentuknya compound. Nah ini juga menyulitkan. Saya pikir ya pasar yang besar memang China. Saat ini sudah mulai ada understanding lah antara China dengan produsen karet di ASEAN yakni Thailand, Indonesia, Malaysia," ujar Panggah saat ditemui usai acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) 4 di JCC, Selasa (8/3/2018).
Terkait kebijakan Trump sendiri yang berpotensi menciptakan perang dagang, Panggah mengatakan usaha perlindungan (safeguard) terhadap industri dalam negeri bisa diterima selama alasannya masuk akal.
"Setiap negara ingin melindungi kepentingannya masing-masing, tapi kan logikanya juga harus bisa diterima. Sebelumnya juga ada tuduhan terhadap industri pulp/kertas kita. Seberapa jauh tuduhan itu benar, jangan mengada-ada. Nah,seperti CPO dan turunannya, kadang-kadang kan kecampur tuh alasan proteksi antara politis dan dagang," jelasnya.
(roy/roy) Next Article Cek! Daftar Raja Komoditas-Komoditas Tambang Andalan RI
Namun demikian, Panggah mengatakan saat ini China hanya tertarik mengimpor karet dalam bentuk compound sehingga butuh diplomasi dagang lebih lanjut apabila pasar ekspor karet mau dialihkan dari AS ke China.
"Sebenarnya pasar yang besar itu China tapi China akhir-akhir ini hanya mau impor kalau bentuknya compound. Nah ini juga menyulitkan. Saya pikir ya pasar yang besar memang China. Saat ini sudah mulai ada understanding lah antara China dengan produsen karet di ASEAN yakni Thailand, Indonesia, Malaysia," ujar Panggah saat ditemui usai acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) 4 di JCC, Selasa (8/3/2018).
"Setiap negara ingin melindungi kepentingannya masing-masing, tapi kan logikanya juga harus bisa diterima. Sebelumnya juga ada tuduhan terhadap industri pulp/kertas kita. Seberapa jauh tuduhan itu benar, jangan mengada-ada. Nah,seperti CPO dan turunannya, kadang-kadang kan kecampur tuh alasan proteksi antara politis dan dagang," jelasnya.
(roy/roy) Next Article Cek! Daftar Raja Komoditas-Komoditas Tambang Andalan RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular