
Bagaimana Nasib Batu Bara Kala Rupiah Melemah?
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
02 March 2018 13:17

Jakarta, CNBC Indonesia- Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar masih tergolong tinggi. Kemarin rupiah melemah, kini perlahan menguat. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap komoditas batu bara yang jadi andalan ekspor?
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan di sektor ini dampak fluktuasi belum begitu signifikan. "Batu bara memang semua dalam dolar AS namun dampaknya kami tidak tahu persis karena kenaikan hanya bersifat sementara," kata Hendra, Jumat (2/3/2018).
Hendra memaparkan ekspor batu bara memang cukup tinggi yakni mencapai 30 hingga 35 juta ton per bulan. Untuk diketahui harga pasaran batu bara berdasar HBA yang dipatok pemerintah saat ini mencapai kisaran US$ 100 per ton. Jika dirata-rata, ekspor bisa mencapai hingga 1 juta ton per hari.
Berdasar riset CNBC, harga batu bara diperkirakan masih menguat dalam beberapa waktu ke depan seiring dengan meningkatnya permintaan global. Selain itu, kebijakan Cina untuk memangkas produksi batu bara nampaknya masih akan mengerek harga batu bara.
Berdasarkan data dari National Development and Reform Comission (NDRC), China akan mengurangi titik pertambangannya dari 10.800 mejadi 7.000, lantas mereduksi produksi batu nasional hingga 800 juta ton hingga tahun 2020.
(gus/gus) Next Article Rupiah Bergejolak, Warga Ramai Jual Beli Dolar
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan di sektor ini dampak fluktuasi belum begitu signifikan. "Batu bara memang semua dalam dolar AS namun dampaknya kami tidak tahu persis karena kenaikan hanya bersifat sementara," kata Hendra, Jumat (2/3/2018).
Berdasar riset CNBC, harga batu bara diperkirakan masih menguat dalam beberapa waktu ke depan seiring dengan meningkatnya permintaan global. Selain itu, kebijakan Cina untuk memangkas produksi batu bara nampaknya masih akan mengerek harga batu bara.
Berdasarkan data dari National Development and Reform Comission (NDRC), China akan mengurangi titik pertambangannya dari 10.800 mejadi 7.000, lantas mereduksi produksi batu nasional hingga 800 juta ton hingga tahun 2020.
(gus/gus) Next Article Rupiah Bergejolak, Warga Ramai Jual Beli Dolar
Most Popular