Ini Kata Pelaku Pasar Soal Inflasi Februari 2018

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
01 March 2018 16:57
Pelaku pasar menilai perkembangan inflasi domestik masih positif, meski ada beberapa hal yang patut diwaspadai.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan data inflasi Februari 2018. Pelaku pasar menilai perkembangan inflasi domestik masih positif, meski ada beberapa hal yang patut diwaspadai.

Pada Kamis (1/3/2018), inflasi Februari tercatat 0,17% month to month (MtM), atau 3,18% secara year on year (YoY). Laju inflasi melambat dibandingkan bulan sebelumnya, di mana inflasi bulanan adalah 0,62% dan tahunan 3,25%.

Pelaku pasar pun menyampaikan pandangannya mengenai data terbaru ini. Institusi keuangan asal Amerika Serikat (AS) Goldman Sachs menyebut sejauh ini inflasi domestik masih terkelola dengan baik.

Dalam risetnya, Goldman Sachs merivisi prediksi inflasi kuartal I-2018 menjadi sebesar 3,3% (vs 4% sebelumnya). Sementara itu, inflasi untuk sepanjang 2018 juga direvisi menjadi 3,7% (vs 3,9%).

Goldman Sachs juga memprediksi bahwa Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuan dalam jangka pendek. Namun seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang akan menguat, ditambah suku bunga AS yang naik pada setiap kuartal tahun ini, nampaknya BI akan menaikkan suku bunga acuan pada semester II-2018.

Goldman Sachs memprediksi akan ada dua kali kenaikan BI 7 days reverse repo rate masing-masing 25 basis poin (bps) pada semester II-2018. Peluang suku bunga naik hanya sekali tetap terbuka, dengan catatan inflasi energi (khususnya dari harga BBM) tetap terjaga di tengah tren kenaikan harga minyak mentah internasional.

Sementara ANZ memandang inflasi domestik sepanjang 2018 masih terjaga dalam rentang proyeksi BI yaitu 3,5% plus minus 1. Namun, ada risiko percepatan laju inflasi di komponen harga yang diatur seperti harga energi sebagai akibat dari kenaikan harga minyak dunia. Atas dasar tersebut, ANZ memprediksi kebijakan moneter BI tetap netral, dengan menahan suku bunga acuan di 4,25% sepanjang 2018.

Sementara Trimegah Sekuritas dalam risetnya menyebutkan inflasi 2018 bisa mencapai 3,9%, lebih cepat dibandingkan 2017 yang 3,61%. Meski begitu, Trimegah Sekuritas menegaskan belum saatnya suku bunga acuan dinaikkan mengingat Indonesia masih membutuhkan pertumbuhan ekonomi.  
(aji/aji) Next Article Tak Seperti Ramadan Biasanya, Inflasi April Cuma 0,08%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular