
Rupiah Melemah, Pebisnis CPO Sempat Untung Kurs
Exist In Exist, CNBC Indonesia
01 March 2018 15:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha kelapa sawit sempat menikmati keuntungan dari melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sianipar mengatakan ekspor yang dilakukan beberapa waktu lalu dan baru dibayar sekarang menghasilkan keuntungan kurs.
"Pengaruhnya paling ekspor atau penjualan yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu dan dilakukan pembayaran sekarang beda, mungkin rupiahnya lebih banyak," jelasnya saat dihubungi, Kamis (1//3/2018).
Namun secara umum, pengaruh tidak terlalu besar karena harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di dalam negeri juga bergantung pada pergerakan dolar AS.
"Harga komoditas kita bergantung pada dolar AS. At the end of the day [kenaikan dolar AS terhadap rupiah] tidak ada pengaruhnya," ujar Togar.
Nilai ekspor CPO Indonesia pada 2017 tercatat US$ 22,97 miliar atau Rp 310,09 triliun atau naik 26,07% dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$ 18,22 miliar.
Sementara itu dari sisi volume, kenaikan sebesar 23,65% atau dari 25,11 juta ton menjadi 31,05 juta ton. Harga CPO pada 2016 tercatat US$ 700,4/metrik ton dan pada 2017 naik menjadi US$ 714,3/metrik ton.
(ray/ray) Next Article Warga Mulai Datangi Layanan Penukaran Uang Receh di Monas
Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sianipar mengatakan ekspor yang dilakukan beberapa waktu lalu dan baru dibayar sekarang menghasilkan keuntungan kurs.
"Pengaruhnya paling ekspor atau penjualan yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu dan dilakukan pembayaran sekarang beda, mungkin rupiahnya lebih banyak," jelasnya saat dihubungi, Kamis (1//3/2018).
"Harga komoditas kita bergantung pada dolar AS. At the end of the day [kenaikan dolar AS terhadap rupiah] tidak ada pengaruhnya," ujar Togar.
Nilai ekspor CPO Indonesia pada 2017 tercatat US$ 22,97 miliar atau Rp 310,09 triliun atau naik 26,07% dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$ 18,22 miliar.
Sementara itu dari sisi volume, kenaikan sebesar 23,65% atau dari 25,11 juta ton menjadi 31,05 juta ton. Harga CPO pada 2016 tercatat US$ 700,4/metrik ton dan pada 2017 naik menjadi US$ 714,3/metrik ton.
(ray/ray) Next Article Warga Mulai Datangi Layanan Penukaran Uang Receh di Monas
Most Popular