
Internasional
China Siapkan Aturan Agar Jinping Memimpin Tanpa Batas Waktu
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
27 February 2018 19:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Partai Komunis China mempersiapkan Presiden Xi Jinping agar memimpin tanpa batasan waktu lewat sebuah proposal untuk menghapus klausul konstitusi yang membatasi masa jabatan kepresidenan hanya sampai dua periode.
Jinping, 64 tahun, saat ini diwajibkan konstitusi negara untuk lengser dari jabatan setelah memimpin selama dua periode atau sepuluh tahun. Mendekati akhir masa kepemimpinan periode pertamanya, secara formalitas ia akan dipilih sebagai presiden untuk periode kedua tanpa pertimbangan berarti oleh parlemen China pada pembukaan rapat tahunan tanggal 5 Maret 2018.
Tidak ada batas masa jabatan untuk posisinya sebagai ketua partai dan kepala militer, meski secara norma periode maksimalnya adalah selama 10 tahun.
Jinping memulai masa jabatan periode kedua sebagai ketua partai dan kepala militer pada bulan Oktober, di akhir kongres partai yang dilangsungkan setiap lima tahun sekali.
Pengumuman yang disampaikan oleh kantor berita milik negara Xinhua memberi beberapa informasi detail. Di antaranya adalah proposal yang diajukan hari Minggu (25/2/2018) lalu itu disusun oleh Komite Pusat partai, lembaga elit partai yang terbesar, juga membahas posisi wakil presiden.
"Komite Pusat Partai Komunis China mengusulkan untuk menghapus pernyataan bahwa Presiden dan Wakil Presiden Republik Rakyat China 'harus menjabat tidak lebih dari dua periode berturut-turut' dari Konstitusi negara," kata Xinhua, seperti dilansir CNBC International.
Komite Pusat juga mengusulkan untuk menyisipkan "Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Karakteristik China untuk Era yang Baru" ke dalam konstitusi, kata Xinhua pada pemberitaan yang berbeda, merujuk pada penduan pemikiran politik Xi yang dianggap lebih penting daripada konstitusi Partai Komunis.
Reformasi konstitusional perlu persetujuan parlemen, yang anggotanya dipilih berdasarkan loyalitas terhadap partai. Artinya, reformasi ini tidak akan dihalangi.
Terdapat spekulasi kuat bahwa Jinping ingin tetap menjabat setelah dua kali periode.
Salah satu rekan politik terdekatnya, yaitu mantan penyidik koruptor kenamaan Wang Qishan, pada bulan Oktober lalu lengser dari Komite Tetap (Standing Committee), lembaga partai berisi tujuh orang yang mengatur China.
Wang, 69 tahun, telah memasuki usia pensiun pejabat tinggi pada umumnya. Namun, ia dipilih menjadi delegasi parlemen tahun ini dan kemungkinan besar akan menjadi wakil presiden, kata seorang sumber yang memiliki koneksi erat dengan kepemimpinan dan diplomat.
Pergerakan ini penting karena jika Wang tidak pensiun, bisa jadi ini langkah awal agar Jinping tetap bisa berkuasa setelah menyelesaikan dua periode masa jabatan.
Meskipun begitu, peran ketua partai tetap lebih senior daripada presiden. Bisa saja Jinping mendapatkan posisi di partai yang membuatnya bertahan selama apapun yang dia inginkan.
(prm) Next Article Ngeri, Rencana Besar China Kuasai Dunia Terbongkar!
Jinping, 64 tahun, saat ini diwajibkan konstitusi negara untuk lengser dari jabatan setelah memimpin selama dua periode atau sepuluh tahun. Mendekati akhir masa kepemimpinan periode pertamanya, secara formalitas ia akan dipilih sebagai presiden untuk periode kedua tanpa pertimbangan berarti oleh parlemen China pada pembukaan rapat tahunan tanggal 5 Maret 2018.
Tidak ada batas masa jabatan untuk posisinya sebagai ketua partai dan kepala militer, meski secara norma periode maksimalnya adalah selama 10 tahun.
Pengumuman yang disampaikan oleh kantor berita milik negara Xinhua memberi beberapa informasi detail. Di antaranya adalah proposal yang diajukan hari Minggu (25/2/2018) lalu itu disusun oleh Komite Pusat partai, lembaga elit partai yang terbesar, juga membahas posisi wakil presiden.
"Komite Pusat Partai Komunis China mengusulkan untuk menghapus pernyataan bahwa Presiden dan Wakil Presiden Republik Rakyat China 'harus menjabat tidak lebih dari dua periode berturut-turut' dari Konstitusi negara," kata Xinhua, seperti dilansir CNBC International.
Komite Pusat juga mengusulkan untuk menyisipkan "Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Karakteristik China untuk Era yang Baru" ke dalam konstitusi, kata Xinhua pada pemberitaan yang berbeda, merujuk pada penduan pemikiran politik Xi yang dianggap lebih penting daripada konstitusi Partai Komunis.
Reformasi konstitusional perlu persetujuan parlemen, yang anggotanya dipilih berdasarkan loyalitas terhadap partai. Artinya, reformasi ini tidak akan dihalangi.
Terdapat spekulasi kuat bahwa Jinping ingin tetap menjabat setelah dua kali periode.
Salah satu rekan politik terdekatnya, yaitu mantan penyidik koruptor kenamaan Wang Qishan, pada bulan Oktober lalu lengser dari Komite Tetap (Standing Committee), lembaga partai berisi tujuh orang yang mengatur China.
Wang, 69 tahun, telah memasuki usia pensiun pejabat tinggi pada umumnya. Namun, ia dipilih menjadi delegasi parlemen tahun ini dan kemungkinan besar akan menjadi wakil presiden, kata seorang sumber yang memiliki koneksi erat dengan kepemimpinan dan diplomat.
Pergerakan ini penting karena jika Wang tidak pensiun, bisa jadi ini langkah awal agar Jinping tetap bisa berkuasa setelah menyelesaikan dua periode masa jabatan.
Meskipun begitu, peran ketua partai tetap lebih senior daripada presiden. Bisa saja Jinping mendapatkan posisi di partai yang membuatnya bertahan selama apapun yang dia inginkan.
(prm) Next Article Ngeri, Rencana Besar China Kuasai Dunia Terbongkar!
Most Popular