
Internasional
Ini Besaran Bonus Atlet Peraih Medali Olimpiade Pyeongchang
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 February 2018 13:48

Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 2.952 atlet yang berkompetisi di Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan, mungkin tidak dibayar untuk mengikuti kompetisi olahraga tersebut. Namun, mereka dapat membawa pulang sejumlah uang jika dapat memberikan penampilan terbaiknya dan memenangkan medali.
Banyak negara yang menghadiahi para peraih medalinya dengan bonus uang.
Atlet Amerika (AS) di Olimpiade tahun ini, misalnya, akan membawa pulang US$37.500 (Rp 508,4 juta) untuk tiap medali emas yang mereka raih, $22.500 untuk medali perak, dan $15.000 untuk medali perunggu, dilansir dari CNBC International.
Sebagai tim, tiap anggota juga akan membagi uang hadiah secara sama rata.
Jumlah tersebut 50% lebih banyak daripada yang diperoleh atlet Amerika yang berhasil meraih medali di Olimpiade Musim Panas 2016. Dan tidak seperti perhitungan di 2016, total hadiah yang dimenangkan kali ini tidak akan dikenai pajak jika pendapatan kotor sang atlet setara atau kurang dari $1 juta.
Beberapa negara lain juga memberikan “bonus medali”. Di Singapura, peraih medali emas memperoleh $1juta, peraih medali perak memperoleh $500.000, dan $250.000 untuk peraih medali perunggu.
Di Olimpiade 2018 hanya ada satu atlet Singapura yang berhasil memperoleh bonus besar itu.
Bagi kebanyakan atlet, uang dari memenangkan medali merupakan hal yang penting.
Beberapa pemain terkenal, seperti Shaun White dan Lindsey Vonn, bisa menghasilkan banyak uang dari membintangi iklan, namun banyak atlet Olimpiade yang perekonomiannya sangat lemah.
Adam Rippon, atlet ice skating AS, yang pekan ini berhasil menaiki podium, menulis dalam akun Twitter-nya bahwa ia pernah miskin dan terpaksa mencuri apel dari gym tempat ia berolahraga demi untuk menghemat pengeluaran.
Beberapa atlet AS mengandalkan tunjangan berbasis kinerja dari Komite Olimpiade AS untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti sewa dan makanan.
Speed skater, Mitch Whitmore, kepada NerdWallet mengatakan kemenangannya di posisi keempat di Olimpiade 2017 lalu memberinya penghasilan pasti untuk sembilan bulan, yang ia gunakan untuk mendanai latihan dan biaya hidupnya. Ia juga mengatakan jika berhasil mendapat posisi ketiga, atlet akan diberikan lebih banyak tunjangan.
Banyak atlet bergantung pada pekerjaan paruh waktu dan penggalangan dana (crowdfunding) untuk membiaya hidup.
Namun, besarnya rasa bangga karena telah mewakili negara di panggung Olimpiade jelas tak terhingga harganya.
(prm) Next Article Korea Utara dan Selatan akan Bertemu Lagi Hari Ini
Banyak negara yang menghadiahi para peraih medalinya dengan bonus uang.
Atlet Amerika (AS) di Olimpiade tahun ini, misalnya, akan membawa pulang US$37.500 (Rp 508,4 juta) untuk tiap medali emas yang mereka raih, $22.500 untuk medali perak, dan $15.000 untuk medali perunggu, dilansir dari CNBC International.
Jumlah tersebut 50% lebih banyak daripada yang diperoleh atlet Amerika yang berhasil meraih medali di Olimpiade Musim Panas 2016. Dan tidak seperti perhitungan di 2016, total hadiah yang dimenangkan kali ini tidak akan dikenai pajak jika pendapatan kotor sang atlet setara atau kurang dari $1 juta.
Beberapa negara lain juga memberikan “bonus medali”. Di Singapura, peraih medali emas memperoleh $1juta, peraih medali perak memperoleh $500.000, dan $250.000 untuk peraih medali perunggu.
Di Olimpiade 2018 hanya ada satu atlet Singapura yang berhasil memperoleh bonus besar itu.
Bagi kebanyakan atlet, uang dari memenangkan medali merupakan hal yang penting.
Beberapa pemain terkenal, seperti Shaun White dan Lindsey Vonn, bisa menghasilkan banyak uang dari membintangi iklan, namun banyak atlet Olimpiade yang perekonomiannya sangat lemah.
Adam Rippon, atlet ice skating AS, yang pekan ini berhasil menaiki podium, menulis dalam akun Twitter-nya bahwa ia pernah miskin dan terpaksa mencuri apel dari gym tempat ia berolahraga demi untuk menghemat pengeluaran.
Beberapa atlet AS mengandalkan tunjangan berbasis kinerja dari Komite Olimpiade AS untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti sewa dan makanan.
Speed skater, Mitch Whitmore, kepada NerdWallet mengatakan kemenangannya di posisi keempat di Olimpiade 2017 lalu memberinya penghasilan pasti untuk sembilan bulan, yang ia gunakan untuk mendanai latihan dan biaya hidupnya. Ia juga mengatakan jika berhasil mendapat posisi ketiga, atlet akan diberikan lebih banyak tunjangan.
Banyak atlet bergantung pada pekerjaan paruh waktu dan penggalangan dana (crowdfunding) untuk membiaya hidup.
Namun, besarnya rasa bangga karena telah mewakili negara di panggung Olimpiade jelas tak terhingga harganya.
(prm) Next Article Korea Utara dan Selatan akan Bertemu Lagi Hari Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular