
Dato' Sri Tahir Beberkan Alasannya Hobi "Buang Duit"
Arys Aditya, CNBC Indonesia
18 February 2018 21:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Dato' Sri Tahir, CEO Mayapada yang diestimasi memiliki kekayaan hingga US$3,5 miliar setara atau lebih dari Rp 40 triliun, blak-blakan soal hobinya 'buang' duit.
Tak heran, Tahir juga telah dikenal sebagai tokoh filantropis kelas global dan sempat membuat publik internasional tercengang saat menjalin kemitraan senilai US$100 juta setara lebih dari Rp1 triliun dengan Bill Gates, mantan orang paling kaya di dunia, melalui sebuah yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.
Sebagai pebisnis kelas kakap, Tahis secara sadar menyatakan bahwa filantropi adalah panggilan jiwa dan hati nurani. Tahir bahkan menyebut bahwa filantropi adalah suatu hal yang ingin ia teruskan sebelum meninggal dunia.
"Filantropi adalah komitmen untuk hati nurani Anda. Baik atau tidak baik, senang atau tidak senang. Saya ingin kehadiran saya membawa kesejahteraan untuk negeri ini," tuturnya dalam sebuah acara, Minggu (18/02/2018) malam.
Dalam ceritanya, Tahir memaparkan dirinya berupaya selalu hadir langsung di lokasi apabila ada bencana menerpa di dalam negeri, seperti Aceh, Manado, dan lainnya. Tak hanya itu, dia mengaku telah mendatangi perbatasan Irak dan Jordan, serta Suriah.
"Saya datang dari keluarga miskin yang dulu tidak punya apa-apa. Saya tidak bisa hidup tenang kalau tidak membantu orang lain, tidak membantu orang banyak. Dengan itu hidup saya solid dan penuh suka cita."
(hps/hps) Next Article Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan ke-7 di Dunia
Tak heran, Tahir juga telah dikenal sebagai tokoh filantropis kelas global dan sempat membuat publik internasional tercengang saat menjalin kemitraan senilai US$100 juta setara lebih dari Rp1 triliun dengan Bill Gates, mantan orang paling kaya di dunia, melalui sebuah yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.
Sebagai pebisnis kelas kakap, Tahis secara sadar menyatakan bahwa filantropi adalah panggilan jiwa dan hati nurani. Tahir bahkan menyebut bahwa filantropi adalah suatu hal yang ingin ia teruskan sebelum meninggal dunia.
Dalam ceritanya, Tahir memaparkan dirinya berupaya selalu hadir langsung di lokasi apabila ada bencana menerpa di dalam negeri, seperti Aceh, Manado, dan lainnya. Tak hanya itu, dia mengaku telah mendatangi perbatasan Irak dan Jordan, serta Suriah.
"Saya datang dari keluarga miskin yang dulu tidak punya apa-apa. Saya tidak bisa hidup tenang kalau tidak membantu orang lain, tidak membantu orang banyak. Dengan itu hidup saya solid dan penuh suka cita."
(hps/hps) Next Article Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan ke-7 di Dunia
Most Popular