
BPS: Masyarakat Masih Tahan Belanja di Awal 2018
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 February 2018 17:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, masyarakat akan kembali menahan belanja pada kuartal I-2018. Perkiraan tersebut, telah terjadi sejak kuartal III-2017.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, ITK pada kuartal I-2018 berada di angka 101,35 atau lebih rendah secara kuartal ke kuartal (q to q) dibandingkan kuartal IV-2017 yang mencapai 107. Sementara pada periode sama tahun lalu, ITK di posisi 102,27.
Berdasarkan data otoritas statistik, penurunan ITK telah terjadi sejak kuartal III-2017. Pada periode tersebut, ITK menurun dari 115,92 pada kuartal II-2017 menjadi 109,42. Kemudian pada kuartal IV-2017, kembali turun menjadi 107.
“Penurunan optimisme agak tajam, karena mereka masih memikirkan beberapa hal,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (5/2/2018).
Suhariyanto menilai, masyarakat diperkirakan akan tetap berpikir dua kali sebelum membeli barang-barang tahan lama seperti alat elektronik, peralatan rumah tangga, atau barang-barang yang bisa digunakan dalam jangka waktu panjang,
Bahkan, beberapa diantara mereka disebut bakal lebih menahan diri untuk berpergian pada tiga bulan pertama 2018. Alasannya, sejumlah masyarakat masih memiliki berbagai pertimbangan sebelum membelanjakan uangnya.
Meskipun tidak merinci lebih lanjut pertimbangannya, namun BPS menegaskan, angka ITK masih cukup positif. Sebab, apabila ITK berada di angka 100, maka konsumen berkeyakinan konsumsi akan memburuk pada periode berikutnya,
“Jadi perkiraan kami masih positif, konsumsi akan membaik,” kata Suhariyanto.
Sebagai informasi, kontribusi konsumsi rumah tangga sepanjang 2017 terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 4,95%. Adapun struktur konsumsi rumah tangga terhadap PDB, mencapai 56,13%.
(dru) Next Article Kasus Covid Turun, Jajan Orang RI Balik Ngegas Lagi!
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, ITK pada kuartal I-2018 berada di angka 101,35 atau lebih rendah secara kuartal ke kuartal (q to q) dibandingkan kuartal IV-2017 yang mencapai 107. Sementara pada periode sama tahun lalu, ITK di posisi 102,27.
Berdasarkan data otoritas statistik, penurunan ITK telah terjadi sejak kuartal III-2017. Pada periode tersebut, ITK menurun dari 115,92 pada kuartal II-2017 menjadi 109,42. Kemudian pada kuartal IV-2017, kembali turun menjadi 107.
Suhariyanto menilai, masyarakat diperkirakan akan tetap berpikir dua kali sebelum membeli barang-barang tahan lama seperti alat elektronik, peralatan rumah tangga, atau barang-barang yang bisa digunakan dalam jangka waktu panjang,
Bahkan, beberapa diantara mereka disebut bakal lebih menahan diri untuk berpergian pada tiga bulan pertama 2018. Alasannya, sejumlah masyarakat masih memiliki berbagai pertimbangan sebelum membelanjakan uangnya.
Meskipun tidak merinci lebih lanjut pertimbangannya, namun BPS menegaskan, angka ITK masih cukup positif. Sebab, apabila ITK berada di angka 100, maka konsumen berkeyakinan konsumsi akan memburuk pada periode berikutnya,
“Jadi perkiraan kami masih positif, konsumsi akan membaik,” kata Suhariyanto.
Sebagai informasi, kontribusi konsumsi rumah tangga sepanjang 2017 terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 4,95%. Adapun struktur konsumsi rumah tangga terhadap PDB, mencapai 56,13%.
(dru) Next Article Kasus Covid Turun, Jajan Orang RI Balik Ngegas Lagi!
Most Popular