
Kemenko Maritim: 400 Perusahaan Butuh Garam Impor
Exist In Exist, CNBC Indonesia
02 February 2018 18:27

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah memutuskan untuk mengimpor garam khusus kebutuhan industri di mana saat ini sudah terbit izin untuk mendatangkan sebanyak 2,37 juta ton garam dari luar negeri.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono mengatakan ada sekitar 400 perusahaan yang membutuhkan garam impor untuk keberlangsungan produksi.
Dia menuturkan perusahaan tersebut terdiri dari berbagai macam industri antara lain makanan, farmasi, perminyakan, penjernihan ar, chlor alkali, dan lainnya.
"Saya mendapatkan informasi bahwa industri-industri yang menggunakan garam ini ada sekitar 400. Jadi kalau garam ini berhenti ada sekitar 400 yang collapse," ujarnya dalam FGD di Menara Kadin, Jumat (02/02/2018).
Berdasarkan hasil peninjauan di Cilegon, dia menemukan bahwa satu perusahaan membutuhkan bahan baku garam sekitar 1,2 juta ton.
"Kemarin kami berkesempatan meninjau perusahaan di Cilegon, satu perusahaan itu membutuhkan bahan baku garam 1,2 juta ton. Jadi di situlah letak jumlah yang kelihatannya berlebih. Kami meninjau 2 pabrik," kata dia.
Agung menjelaskan saat ini garam rakyat belum bisa memenuhi kebutuhan industri karena masih memiliki kualitas yang belum memenuhi standar.
Menurutnya, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki tugas untuk meningkatkan kualitasnya.
"Jadi, kalau garam rakyat ini mau masuk ke garam industri harus meningkatkan kualitasnya," katanya.
(ray/ray) Next Article RI Krisis Garam, Industri Rumahkan Ribuan Karyawan
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono mengatakan ada sekitar 400 perusahaan yang membutuhkan garam impor untuk keberlangsungan produksi.
Dia menuturkan perusahaan tersebut terdiri dari berbagai macam industri antara lain makanan, farmasi, perminyakan, penjernihan ar, chlor alkali, dan lainnya.
Berdasarkan hasil peninjauan di Cilegon, dia menemukan bahwa satu perusahaan membutuhkan bahan baku garam sekitar 1,2 juta ton.
"Kemarin kami berkesempatan meninjau perusahaan di Cilegon, satu perusahaan itu membutuhkan bahan baku garam 1,2 juta ton. Jadi di situlah letak jumlah yang kelihatannya berlebih. Kami meninjau 2 pabrik," kata dia.
Agung menjelaskan saat ini garam rakyat belum bisa memenuhi kebutuhan industri karena masih memiliki kualitas yang belum memenuhi standar.
Menurutnya, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki tugas untuk meningkatkan kualitasnya.
"Jadi, kalau garam rakyat ini mau masuk ke garam industri harus meningkatkan kualitasnya," katanya.
(ray/ray) Next Article RI Krisis Garam, Industri Rumahkan Ribuan Karyawan
Most Popular