
Mulai Maret Pelabuhan Tanjung Priok Beroperasi Setiap Hari
Exist In Exist, CNBC Indonesia
02 February 2018 08:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan menargetkan mulai Maret 2018 Pelabuhan Tanjung Priok yang saat ini hanya beroperasi lima hari dapat beroperasi penuh selama satu minggu atau tujuh hari.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, perubahan waktu operasional tersebut dapat membuat pelabuhan lebih efektif. Pelabuhan Tanjung Priok, merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia dengan kapasitas 60% dari total barang yang bergerak di Indonesia.
“Jadi sekarang ini Sabtu-Minggu barang ada tetapi orang-orangnya tidak aktif. Kita minta aktif semuanya sehingga barang-barang kalau begitu hari Jumat tadinya stop ini barang-barang bisa jalan,” ungkapnya di Raker Kementerian Perdagangan, Kamis (01/02/2018).
Selain itu, Budi juga berencana untuk mengubah sistem tol laut dari berbasis angkutan menjadi berbasis kontainer. Menurutnya, perubahan ini dapat menekan biaya pengangkutan hingga 30-40% dan biaya yang ada dapat dipakai untuk menambah jalur tol laut dan intensitas kapal tol laut.
“Jadi kalau kita mau kirim katakanlah kalau kita berbasis angkutan tentunya berapa pun isinya kita harus bayar tetapi kita akan deteksi kota ini berapa, 100 kontainer, 200 kontainer, 50 kontainer, kita akan kirim sesuai volume kebutuhan," jelasnya.
Hal ini dilakukan untuk mematangkan program tol laut yang selama ini sudah berlangsung dan berhasil menekan disparitas harga khususnya di wilayah Indonesia Timur.
(hps/hps) Next Article Terminal Kargo Mobil Akan Dikembangkan di 6 Pelabuhan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, perubahan waktu operasional tersebut dapat membuat pelabuhan lebih efektif. Pelabuhan Tanjung Priok, merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia dengan kapasitas 60% dari total barang yang bergerak di Indonesia.
“Jadi sekarang ini Sabtu-Minggu barang ada tetapi orang-orangnya tidak aktif. Kita minta aktif semuanya sehingga barang-barang kalau begitu hari Jumat tadinya stop ini barang-barang bisa jalan,” ungkapnya di Raker Kementerian Perdagangan, Kamis (01/02/2018).
Selain itu, Budi juga berencana untuk mengubah sistem tol laut dari berbasis angkutan menjadi berbasis kontainer. Menurutnya, perubahan ini dapat menekan biaya pengangkutan hingga 30-40% dan biaya yang ada dapat dipakai untuk menambah jalur tol laut dan intensitas kapal tol laut.
Hal ini dilakukan untuk mematangkan program tol laut yang selama ini sudah berlangsung dan berhasil menekan disparitas harga khususnya di wilayah Indonesia Timur.
(hps/hps) Next Article Terminal Kargo Mobil Akan Dikembangkan di 6 Pelabuhan
Most Popular