
Internasional
The Fed Tahan Suku Bunga Namun Yakin Inflasi Naik di 2018
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
01 February 2018 06:52

Washington, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, memutuskan menahan suku bunga kebijakannya hari Rabu (31/1/2018) namun mengatakan inflasi akan terus meningkat tahun ini. Pernyataan itu menguatkan perkiraan bahwa suku bunga akan terus naik di bawah kepemimpinan gubernur The Fed yang baru, Jerome Powell.
Saat ini, suku bunga acuan The Fed, Fed Fund Rate, berada pada kisaran 1,25% hingga 1,5%.
Dengan mengutip data kenaikan jumlah tenaga kerja, belanja rumah tangga, dan investasi, The Fed menyatakan memperkirakan perekonomian AS akan tumbuh secara moderat dan pasar tenaga kerja akan tetap kuat di tahun 2018, dilansir dari Reuters.
“Inflasi tahunan diharapkan meningkat tahun ini dan terus stabil” di kisaran 2% yang ditargetkan The Fed untuk jangka menengah, kata bank sentral dalam pernyataannya setelah rapat dewan gubernur selama dua hari. Rapat tersebut adalah yang terakhir bagi Gubernur The Fed Janet Yellen yang akan mengakhiri masa jabatannya tanggal 3 Februari mendatang.
Bank sentral juga mengatakan komite penentu suku bunganya telah secara bulat memilih Powell untuk menggantikan Yellen.
Powell, yang merupakan seorang anggota dewan gubernur The Fed yang diketahui bekerja sangat dekat dengan Yellen, dinominasikan oleh Presiden AS Donald Trump dan telah disetujui oleh Senat AS.
Powell diperkirakan akan melanjutkan kebijakan Yellen yang menaikkan suku bunga secara bertahap dari level sekitar 0% untuk membantu pemulihan perekonomian AS dan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan setelah krisis ekonomi tahun 2007-2009.
The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebanyak tiga kali tahun lalu dan memperkirakan akan ada tiga kali lagi kenaikan tahun ini.
Dalam pernyataannya hari Rabu, bank sentral kembali menegaskan kenaikan suku bunga secara bertahap akan tetap terjadi.
Kenaikan bertahap tersebut didasarkan pada proyeksi inflasi akan dapat mencapai target 2% yang ditetapkan bank sentral. Saat ini, inflasi AS tidak bergerak dari level di bawah 2% walaupun tingkat penyerapan tenaga kerja telah membaik.
Para bankir The Fed memperkirakan kenaikan inflasi akan terjadi di sekitar awal tahun ini.
Sementara itu, pernyataan The Fed tidak menyinggung mengenai akibat kebijakan pemotongan pajak yang ditetapkan Trump mulai tahun ini. Sebelumnya, beberapa pejabat The Fed memperkirakan kebijakan itu akan mendorong bisnis dan konsumsi rumah tangga.
(prm) Next Article The Fed Pertimbangkan Wait and See
Saat ini, suku bunga acuan The Fed, Fed Fund Rate, berada pada kisaran 1,25% hingga 1,5%.
Dengan mengutip data kenaikan jumlah tenaga kerja, belanja rumah tangga, dan investasi, The Fed menyatakan memperkirakan perekonomian AS akan tumbuh secara moderat dan pasar tenaga kerja akan tetap kuat di tahun 2018, dilansir dari Reuters.
Bank sentral juga mengatakan komite penentu suku bunganya telah secara bulat memilih Powell untuk menggantikan Yellen.
Powell, yang merupakan seorang anggota dewan gubernur The Fed yang diketahui bekerja sangat dekat dengan Yellen, dinominasikan oleh Presiden AS Donald Trump dan telah disetujui oleh Senat AS.
Powell diperkirakan akan melanjutkan kebijakan Yellen yang menaikkan suku bunga secara bertahap dari level sekitar 0% untuk membantu pemulihan perekonomian AS dan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan setelah krisis ekonomi tahun 2007-2009.
The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebanyak tiga kali tahun lalu dan memperkirakan akan ada tiga kali lagi kenaikan tahun ini.
Dalam pernyataannya hari Rabu, bank sentral kembali menegaskan kenaikan suku bunga secara bertahap akan tetap terjadi.
Kenaikan bertahap tersebut didasarkan pada proyeksi inflasi akan dapat mencapai target 2% yang ditetapkan bank sentral. Saat ini, inflasi AS tidak bergerak dari level di bawah 2% walaupun tingkat penyerapan tenaga kerja telah membaik.
Para bankir The Fed memperkirakan kenaikan inflasi akan terjadi di sekitar awal tahun ini.
Sementara itu, pernyataan The Fed tidak menyinggung mengenai akibat kebijakan pemotongan pajak yang ditetapkan Trump mulai tahun ini. Sebelumnya, beberapa pejabat The Fed memperkirakan kebijakan itu akan mendorong bisnis dan konsumsi rumah tangga.
(prm) Next Article The Fed Pertimbangkan Wait and See
Most Popular