
Jokowi Ancam Tutup IPTC, Ini Reaksi Mendag
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
31 January 2018 20:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan efektivitas keberadaan atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di seluruh dunia akan dievaluasi dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2018 (Raker Kemendag) yang sedang berlangsung.
"Target kualitatifnya adalah berapa besar ekspor kita ke negara-negara di mana mereka ditempatkan. Ini akan kita evaluasi di raker dengan masukan dari seluruh atase dan ITPC dan Dirjen yang terkait," ujar Enggar usai Raker hari pertama di Hotel Borobudur, Rabu (31/1/2018).
Sejak 2016, menurut Enggar, pihaknya sudah mengubah paradigma ITPC menjadi intelijen bisnis dan agen pemasaran Indonesia. Enggar akan mengevaluasi ITPC mana yang keberadaannya masih penting atau harus direlokasi.
"Kita segera buka di Vladivostok, Shanghai dan Hanoi. Lalu di Islamabad dan Karachi sebagai hasil kunjungan kita kemarin, serta kita pertimbangkan buka di Bangladesh," katanya.
Enggar juga mengemukakan alasan. nilai ekspor RI tahun lalu kalah dengan negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam adalah tidak adanya perjanjian dagang baru yang kita lakukan dengan negara lain dalam 9 tahun terakhir. Baru pada akhir tahun lalu pemerintah berhasil menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement dengan Chile (IC CEPA).
"Untuk itu segera kita akan tindak lanjuti dengan membuka pasar baru ke Afrika, Asia Selatan dan Tengah, yang potensi pasarnya besar sekali. Kita akan lakukan FTA (free trade area) secara bertahap, ataupun PTA (preferential trade agreement) terlebih dahulu," jelas Mendag dalam kesempatan yang sama.
Namun, Enggar menekankan seandainya kita berhasil menandatangani perjanjian FTA di tahun ini, kita baru bisa merasakan hasilnya di 2019 karena butuh proses ratifikasi di DPR.
(ray/ray) Next Article Jokowi Minta RI Cepat Tuntaskan Negosiasi FTA
"Target kualitatifnya adalah berapa besar ekspor kita ke negara-negara di mana mereka ditempatkan. Ini akan kita evaluasi di raker dengan masukan dari seluruh atase dan ITPC dan Dirjen yang terkait," ujar Enggar usai Raker hari pertama di Hotel Borobudur, Rabu (31/1/2018).
Sejak 2016, menurut Enggar, pihaknya sudah mengubah paradigma ITPC menjadi intelijen bisnis dan agen pemasaran Indonesia. Enggar akan mengevaluasi ITPC mana yang keberadaannya masih penting atau harus direlokasi.
Enggar juga mengemukakan alasan. nilai ekspor RI tahun lalu kalah dengan negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam adalah tidak adanya perjanjian dagang baru yang kita lakukan dengan negara lain dalam 9 tahun terakhir. Baru pada akhir tahun lalu pemerintah berhasil menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement dengan Chile (IC CEPA).
"Untuk itu segera kita akan tindak lanjuti dengan membuka pasar baru ke Afrika, Asia Selatan dan Tengah, yang potensi pasarnya besar sekali. Kita akan lakukan FTA (free trade area) secara bertahap, ataupun PTA (preferential trade agreement) terlebih dahulu," jelas Mendag dalam kesempatan yang sama.
Namun, Enggar menekankan seandainya kita berhasil menandatangani perjanjian FTA di tahun ini, kita baru bisa merasakan hasilnya di 2019 karena butuh proses ratifikasi di DPR.
(ray/ray) Next Article Jokowi Minta RI Cepat Tuntaskan Negosiasi FTA
Most Popular