
Dari Jalan Sabang dengan 4 Karyawan Hingga Jadi Raja Otomotif
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
31 January 2018 14:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejarah otomotif di Indonesia melekat kuat dengan PT Astra International Tbk. Perusahaan yang dipimpin oleh Prijono Sugiarto selaku direktur utama itu menaungi sejumlah merek kendaraan yang bertarung di pasar nasional.
Merek-merek itu adalah Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, BMW, termasuk juga kendaraan niaga UD Trucks. Sementara itu di industri roda dua, Astra membawahi sepeda motor Honda.
Market share merek-merek mobil Astra itu meraih hingga 54% pasar pada 2017, dan untuk sepeda motor Honda menguasai hampir 80% pasar. Angka yang cukup fantastis sehingga Astra pantas dijuluki raja otomotif di republik ini.
Adapun sejumlah merek kendaraan di bawah Astra itu berkantor di Sunter, Jakarta Utara. Hingga, Sunter saat ini kental dengan kawasan otomotif.
Namun, tahukah Anda kalau Astra yang saat ini menjelma menjadi raksasa otomotif di Indonesia itu bermula dari sebuah kantor di Jalan Sabang No. 36 A?
Dikutip dari buku Man of Honor yang ditulis Teguh Sri Pambudi dkk, Jalan Sabang No. 36A itu adalah kantor dari perusahaan yang merupakan cikal bakal Astra.
Perusahaan itu berskala kecil namun memegang perizinan ekspor – impor. Adanya izin ekspor – impor tersebut yang menjadi daya tarik bagi Tjia Kian Tie untuk membeli perusahaan itu. Kian Tie sendiri merupakan seorang yang terpelajar, meraih gelar doktorandus ekonomi dari Gemeentelijke Universiteit van Amsterdam.
Mungkin, sedikit dari kita yang tahu nama Kian Tie. Dia adalah adik dari William Soeryadjaya yang kita kenal sebagai pendiri Astra.
Nama Astra sendiri diusulkan oleh Kian Tie dari nama Astrea, yang dalam metodologi Yunani kuno merupakan dewi terakhir yang terbang ke langit kemudian berubah bentuk menjadi bintang dengan sinar amat terang.
Kemudian, William yang akrab dipanggil Om Willem menambahkan kata International sehingga nama perusahaan menjadi Astra International. Aktivitas kantor pun dimulai dengan jumlah karyawan hanya empat orang, yang fotonya dapat Anda lihat di atas tulisan ini.
Adapun saat ini Astra mempekerjakan lebih dari 200.000 karyawan, dan mengelola lebih dari 200 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosiasi.
Keluarga Soeryadjaya pun kini bukan pemegang saham pengendali di Astra, melainkan Jardine Cycle & Carriage Limited dengan 50,11% per 31 Desember 2016. Jardine sendiri merupakan entitas yang terdaftar di bursa Singapura.
(ray/dru) Next Article Persaingan di Pasar Mobil Sengit, Pangsa Astra Turun ke 48%
Merek-merek itu adalah Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, BMW, termasuk juga kendaraan niaga UD Trucks. Sementara itu di industri roda dua, Astra membawahi sepeda motor Honda.
Market share merek-merek mobil Astra itu meraih hingga 54% pasar pada 2017, dan untuk sepeda motor Honda menguasai hampir 80% pasar. Angka yang cukup fantastis sehingga Astra pantas dijuluki raja otomotif di republik ini.
Namun, tahukah Anda kalau Astra yang saat ini menjelma menjadi raksasa otomotif di Indonesia itu bermula dari sebuah kantor di Jalan Sabang No. 36 A?
Dikutip dari buku Man of Honor yang ditulis Teguh Sri Pambudi dkk, Jalan Sabang No. 36A itu adalah kantor dari perusahaan yang merupakan cikal bakal Astra.
Perusahaan itu berskala kecil namun memegang perizinan ekspor – impor. Adanya izin ekspor – impor tersebut yang menjadi daya tarik bagi Tjia Kian Tie untuk membeli perusahaan itu. Kian Tie sendiri merupakan seorang yang terpelajar, meraih gelar doktorandus ekonomi dari Gemeentelijke Universiteit van Amsterdam.
Mungkin, sedikit dari kita yang tahu nama Kian Tie. Dia adalah adik dari William Soeryadjaya yang kita kenal sebagai pendiri Astra.
Nama Astra sendiri diusulkan oleh Kian Tie dari nama Astrea, yang dalam metodologi Yunani kuno merupakan dewi terakhir yang terbang ke langit kemudian berubah bentuk menjadi bintang dengan sinar amat terang.
Kemudian, William yang akrab dipanggil Om Willem menambahkan kata International sehingga nama perusahaan menjadi Astra International. Aktivitas kantor pun dimulai dengan jumlah karyawan hanya empat orang, yang fotonya dapat Anda lihat di atas tulisan ini.
Adapun saat ini Astra mempekerjakan lebih dari 200.000 karyawan, dan mengelola lebih dari 200 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosiasi.
Keluarga Soeryadjaya pun kini bukan pemegang saham pengendali di Astra, melainkan Jardine Cycle & Carriage Limited dengan 50,11% per 31 Desember 2016. Jardine sendiri merupakan entitas yang terdaftar di bursa Singapura.
(ray/dru) Next Article Persaingan di Pasar Mobil Sengit, Pangsa Astra Turun ke 48%
Most Popular