
RI Ekspor 31,05 Juta Ton CPO Senilai Rp 310 T Pada 2017
Arys Aditya, CNBC Indonesia
30 January 2018 15:34

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai Ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia pada 2017 tercatat US$ 22,97 miliar (Rp 310,09 triliun) atau naik 26,07% dibandingkan tahun sebelumnya US$ 18,22 miliar (Rp245,97 triliun).
Sementara itu dari sisi volume, kenaikan sebesar 23,65% atau dari 25,11 juta ton menjadi 31,05 juta ton.
Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang kinerja mengatakan kinerja positif diantaranya ditopang kenaikan harga CPO di level dunia.
Harga CPO, jelasnya, pada 2016 tercatat US$ 700,4/metrik ton dan pada 2017 naik menjadi US$ 714,3/metrik ton.
Kendati demikian, Togar mengatakan sebetulnya kinerja cukup positif ini cukup mengejutkan mengingat banyak tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri sepanjang tahun lalu.
“Dari dalam dan luar kita diserang tapi kinerja tetap meningkat,” ungkapnya dalam konferensi pers, Selasa (30/01/2018).
Dia menyebutkan tantangan dari luar berkaitan erat dengan hambatan dagang yang diterapkan oleh negara-negara importir CPO Indonesia, seperti penerapan pajak impor oleh India, pemberlakuan antidumping AS, resolusi Parlemen Eropa terhadap biodiesel dan draf RUU pelabelan minyak sawit di Australia.
Adapun dari dalam negeri, Togar memaparkan tiga masalah, yaitu ketidakpastian hukum berupa penerbitan PP 57/2017 dan peraturan turunan, lalu berbagai peraturan daerah yang kontraproduktif serta kampanye negatif.
“Meski demikian, produksi dan ekspor tetap meningkat. Ini menunjukkan kalau minyak sawit masih merupakan minyak nabati yang vital dan akan terus dibutuhkan oleh penduduk dunia,” katanya.
Total, pada tahun lalu produksi minyak kelapa sawit di Indonesia mencapai 41,98 juta ton atau naik 18% dibandingkan 2016 sebanyak 35,57 juta ton. Produksi 2017 itu mencakup CPO 38,17 juta ton dan PKO (palm kernel oil) 3,05 juta ton.
(ray/ray) Next Article Apesnya Pengusaha Sawit: Harga Naik 1,5%, Biaya Produksi 4,9%
Sementara itu dari sisi volume, kenaikan sebesar 23,65% atau dari 25,11 juta ton menjadi 31,05 juta ton.
Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang kinerja mengatakan kinerja positif diantaranya ditopang kenaikan harga CPO di level dunia.
Kendati demikian, Togar mengatakan sebetulnya kinerja cukup positif ini cukup mengejutkan mengingat banyak tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri sepanjang tahun lalu.
“Dari dalam dan luar kita diserang tapi kinerja tetap meningkat,” ungkapnya dalam konferensi pers, Selasa (30/01/2018).
Dia menyebutkan tantangan dari luar berkaitan erat dengan hambatan dagang yang diterapkan oleh negara-negara importir CPO Indonesia, seperti penerapan pajak impor oleh India, pemberlakuan antidumping AS, resolusi Parlemen Eropa terhadap biodiesel dan draf RUU pelabelan minyak sawit di Australia.
Adapun dari dalam negeri, Togar memaparkan tiga masalah, yaitu ketidakpastian hukum berupa penerbitan PP 57/2017 dan peraturan turunan, lalu berbagai peraturan daerah yang kontraproduktif serta kampanye negatif.
“Meski demikian, produksi dan ekspor tetap meningkat. Ini menunjukkan kalau minyak sawit masih merupakan minyak nabati yang vital dan akan terus dibutuhkan oleh penduduk dunia,” katanya.
Total, pada tahun lalu produksi minyak kelapa sawit di Indonesia mencapai 41,98 juta ton atau naik 18% dibandingkan 2016 sebanyak 35,57 juta ton. Produksi 2017 itu mencakup CPO 38,17 juta ton dan PKO (palm kernel oil) 3,05 juta ton.
(ray/ray) Next Article Apesnya Pengusaha Sawit: Harga Naik 1,5%, Biaya Produksi 4,9%
Most Popular