Internasional

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
23 January 2018 07:20
IMF merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,9% di tahun 2018 dan 2019
Foto: Reuters
Davos, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2018 dan 2019 pada hari Senin (22/1/2018) dan mengatakan pemotongan pajak di Amerika Serikat (AS) sepertinya akan mendorong tumbuhnya investasi di negara itu dan juga membantu rekan dagang utamanya.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan berada di 3,9% tahun 2018 dan 2019 didorong pemulihan pertumbuhan di AS dan China. Angka tersebut lebih tinggi 0,2% dari perkiraan yang dibuat lembaga itu bulan Oktober lalu, dilansir dari Reuters.

Namun, dalam laporan World Economic Outlook-nya, IMF juga menyatakan pertumbuhan ekonomi AS akan mulai melambat setelah tahun 2022 sebab efek insentif dari reformasi pajak mulai menghilang.

Presiden AS Donald Trump mengesahkan undang-undang reformasi pajak terbesar dalam 30 tahun terakhir di negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. Aturan baru tersebut, di antaranya, memangkas tarif pajak korporasi menjadi 21% dari sebelumnya 35% mulai tahun ini.

Pemotongan tarif pajak itu akan memperlebar defisit neraca berjalan (current account deficit/ CAD) AS, memperkuat dolar, dan memengaruhi aliran investasi internasional, kata chief economist IMF, Maurice Obstfeld.

“Pemimpin politik dan pembuat kebijakan harus menyadari bahwa momentum ekonomi saat ini menggambarkan sekumpulan faktor yang sepertinya tidak akan bertahan lama,” kata Obstfeld kepada wartawan dalam acara World Economic Forum di Davos.

Keuntungan ekonomi dari pemotongan pajak sebagian akan terbayar kemudian dalam bentuk pertumbuhan yang lebih rendah karena insentif belanja sementara itu, terutama untuk investasi, perlahan menghilang. Naiknya utang pemerintah AS akan juga membawa efek buruk, tambahnya.

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menggarisbawahi naiknya utang di banyak negara dan memperingatkan pembuat kebijakan agar tidak cepat berpuas diri. Ia juga mengatakan inilah saatnya bagi pemerintah banyak negara untuk menyelesaikan masalah defisit struktural dalam ekonomi mereka.

Obstfeld mengatakan kenaikan suku bunga acuan yang tiba-tiba akan menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi utang di beberapa negara dan akan menimbulkan koreksi terhadap harga ekuitas yang telah naik.

IMF memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh 2,7% tahun ini — lebih tinggi dari 2,3% yang diramalkan bulan Oktober lalu — dan 2,5% tahun depan.

Sementara itu, ekonomi China diharapkan tumbuh 6,6% tahun ini dan melambat menjadi 6,4% tahun 2019.

Pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN 5, yang mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, diperkirakan mencapai 5,3% di tahun ini maupun tahun depan.
(prm) Next Article "AS Terbuka Bagi Seluruh Negara di Dunia"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular