
'Kami Berusaha, Apa Impor Beras Bisa 500.000 Ton, Belum Tahu'
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
18 January 2018 18:51

Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (18/1/2018), Anggota Komisi VI Fraksi PDI-P Aria Bima menanyakan tanggal pasti tibanya beras impor 500.000 ton di Indonesia kepada Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti.
(ray/ray) Next Article Wah, 900.000 Ton Beras Impor 2017 Numpuk di Gudang Bulog
Djarot menjawab dirinya tidak bisa memastikan tanggal beras impor masuk ke Indonesia, namun dia memperkirakan biasanya pengiriman melalui kapal membutuhkan waktu 10-15 hari, paling lambat 20 hari.
"Domain kami administrasi, Pak. Administrasi hingga penerbitan Letter of Credit (L/C) paling lambat Senin besok," ujar Djarot di depan anggota Komisi VI DPR yang hadir.
Usai rapat dengan DPR itu, kepada CNBC Indonesia Djarot menjelaskan proses impor beras mulai dari pengumuman dibukanya lelang hingga terbitnya L/C. Pertama, pada Senin (15/1/2018) malam lalu Bulog sudah mengunggah pengumuman di situs resmi korporasi agar pihak-pihak dari negara asal impor bisa mendaftar untuk ikut lelang. Proses pendaftaran ini sudah ditutup tadi malam, Rabu (17/1/2018). Selanjutnya, seleksi administrasi dilakukan hari ini.
"Dalam seleksi administrasi ini, kita cek apakah betul dia perusahaan yang benar, bagaimana profil perusahaannya, kemampuan ekspornya, terdaftar nggak di asosiasi di sana, lalu dia masukkan indikator harga, indikator bidding," ujar Djarot.
Sesudah proses seleksi itu, Besok Bulog mulai memanggil perusahaan yang lolos seleksi administrasi untuk menanyakan harga jual, kuantitas, serta waktu pengirimannya.
"Kalau besok clear, maka Senin kami buka Letter of Credit. Saya nggak berani memperkirakan berapa hari sesudah L/C terbit, tapi yang pasti ada komitmen kapan barang (beras) itu terkirim," jelas Djarot.
Dia mengasumsikan satu kapal dengan beban muat 20.000 ton akan membutuhkan sekitar 25 kali pengiriman untuk dapat mencapai jumlah impor yang diinginkan, yakni 500.000 ton.
Impor sendiri akan dilakukan dari Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan India. Waktu yang terbatas membuat Djarot tidak bisa memprediksi berapa volume impor yang akan terealisasi.
"Waktunya kan terbatas tinggal 1,5 bulan ya, kami berusaha, apakah bisa dapat 500.000 ton atau nggak belum tahu," ujarnya.
Terkait dana yang disiapkan, Djarot mengatakan seluruhnya dari internal Bulog. Sesudah beras itu datang, tidak tertutup kemungkinan diganti dana cadangan beras pemerintah.
"Domain kami administrasi, Pak. Administrasi hingga penerbitan Letter of Credit (L/C) paling lambat Senin besok," ujar Djarot di depan anggota Komisi VI DPR yang hadir.
"Dalam seleksi administrasi ini, kita cek apakah betul dia perusahaan yang benar, bagaimana profil perusahaannya, kemampuan ekspornya, terdaftar nggak di asosiasi di sana, lalu dia masukkan indikator harga, indikator bidding," ujar Djarot.
Sesudah proses seleksi itu, Besok Bulog mulai memanggil perusahaan yang lolos seleksi administrasi untuk menanyakan harga jual, kuantitas, serta waktu pengirimannya.
"Kalau besok clear, maka Senin kami buka Letter of Credit. Saya nggak berani memperkirakan berapa hari sesudah L/C terbit, tapi yang pasti ada komitmen kapan barang (beras) itu terkirim," jelas Djarot.
Dia mengasumsikan satu kapal dengan beban muat 20.000 ton akan membutuhkan sekitar 25 kali pengiriman untuk dapat mencapai jumlah impor yang diinginkan, yakni 500.000 ton.
Impor sendiri akan dilakukan dari Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan India. Waktu yang terbatas membuat Djarot tidak bisa memprediksi berapa volume impor yang akan terealisasi.
"Waktunya kan terbatas tinggal 1,5 bulan ya, kami berusaha, apakah bisa dapat 500.000 ton atau nggak belum tahu," ujarnya.
Terkait dana yang disiapkan, Djarot mengatakan seluruhnya dari internal Bulog. Sesudah beras itu datang, tidak tertutup kemungkinan diganti dana cadangan beras pemerintah.
(ray/ray) Next Article Wah, 900.000 Ton Beras Impor 2017 Numpuk di Gudang Bulog
Most Popular