
Kawasan Industri Baru Sulit Berkembang, Pemain Lama Kehabisan
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
11 January 2018 08:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan konsultan properti menilai pertumbuhan kawasan industri sudah mulai jenuh. Hal ini disebabkan pengembang kawasan industri yang sudah mulai kehabisan lahan.
"Pertumbuhan kawasan industri itu belum kelihatan karena penjualannya belum terlalu tinggi dan tempatnya masih di situ-situ saja," jelas Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto di World Trade Center, Selasa (09/10).
"Kita pernah ngobrol dengan MM (MM2100 Industrial Town, salah satu kawasan industri di daerah Cikaran, Bekasi). Masalahnya gini MM menurut mereka investor ada aja mintanya gede-gede tapi kita sudah tidak punya (lahan) lagi," jelas Ferry.
Lebih lanjut, Ferry menyatakan, selain karena luas lahan yang terbatas, masalah lain yang dihadapi oleh para pengembang kawasan industri yang mapan adalah bentuk tanah dari yang mereka miliki tak lagi menarik pasar.
Sementara, perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi tenant berkeinginan untuk masuk ke kawasan industri yang sudah mapan. "Untuk kawasan industri yang sudah mapan pasti permintaannya masih lebih banyak. Berbeda dengan di Karawang misalnya, meski sudah banyak yang mulai ngebangun tapi tetap perlu effort lebih untuk memasarkannya," jelas Ferry.
Pada 2018, Ferry melihat tren ini masih berlanjut, kecuali untuk kawasan industri yang mempunyai luas lahan signifikan. Ia menjelaskan untuk pengembang kawasan industri, semakin besar lahan yang ia punya semakin baik. Kawasan industri yang punya lahan luas minimal 5 hektar - 10 hektar.
"Untuk periode sekarang itu (luas lahan signifkan) 5 hektar - 10 hektar, kalau dulu kan besar bisa sampai 50 hektar - 100 hektar," katanya.
Kemudian ia juga melihat tahun politik bisa membawa sentimen positif kepada pengembangan kawasan industri. Ada pihak yang melihat tahun politik sebagai saat yang bagus untuk masuk dan pengembang mencari lahan yang baru sebelum sulit mendapatkan lahan dengan harga murah.
Meski demikian, Ferry juga menjelaskan jika hal itu terjadi pertumbuhan kawasan industri tetap tak akan setinggi saat periode 2010-2013. "Ketika itu kan booming untuk industri. Sekarang pengusaha melihat harga (lahan) kita sudah kompetitif dengan Thailand dan Filipina. Namun pasar kita masih menarik karena pasarnya besar dan upah buruh yang lebih rendah," jelasnya.
Kemudian ia juga melihat tahun politik bisa membawa sentimen positif kepada pengembangan kawasan industri. Ada pihak yang melihat tahun politik sebagai saat yang bagus untuk masuk dan pengembang mencari lahan yang baru sebelum sulit mendapatkan lahan dengan harga murah.
Meski demikian, Ferry juga menjelaskan jika hal itu terjadi pertumbuhan kawasan industri tetap tak akan setinggi saat periode 2010-2013. "Ketika itu kan booming untuk industri. Sekarang pengusaha melihat harga (lahan) kita sudah kompetitif dengan Thailand dan Filipina. Namun pasar kita masih menarik karena pasarnya besar dan upah buruh yang lebih rendah," jelasnya.
(hps) Next Article Duh! Tanah Industri Dikuasai Swasta, Pemerintah Tersandera
Most Popular