SKK Migas Pilih Ekspor Gas Masela Ketimbang Jual Murah

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
09 January 2018 19:37
Penawaran harga gas di dalam negeri dinilai terlalu murah
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memilih untuk mencari sendiri pembeli gas Blok Masela bila harga untuk industri dalam negeri ditetapkan US$ 3 per mmbtu.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menilai selisih harga antara penawaran industri dalam negeri dengan harga pasar sangat tinggi. Amien khawatir harga murah itu dimanfaatkan oleh calo.

“Harga US$ 3 itu kan pengusaha yang tidak mau kerja, maunya cari untung dan kemungkinan besar jadi calo. Kalau dia beli US$ 3, nanti akan dijual kembali ke perusahaan manufaktur yang mau beli ke dia 4 dollar,” ujar Amien di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (9/1/2018).

Diketahui sebelumnya Kementerian Perindustrian telah menawarkan tiga perusahaan yang siap menyerap gas Blok Masela sampai 474 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan harga US$ 3 per mmbtu. Tiga perusahaan tersebut adalah PT Pupuk Indonesia sebesar 214 MMSCFD, Elsoro Multi Prima 160 MMSCFD, dan Kaltim Metanol Industri/Sojitz (KMI)100 MMSCFD.

“Saya jauh-jauh pergi ke China, di sana harganya US$ 6,2 per mmbtu. Nah, ini businessman apa yang karena didukung pejabat makanya minta US$ 3? Calo. SKK Migas tidak akan jual ke calo, kita akan cari pembeli sendiri,” ujar Amien.

Dia juga mempertanyakan perusahaan-perusahaan tersebut dengan referensi Fortune 500, daftar perusahaan dunia yang diperingkatkan berdasarkan pendapatan. “Yang menawar US$ 3 itu ada di urutan nomor berapa? Tidak ada mereka di dalam itu. Artinya ini perusahaan-perusahaan yang tidak dikenal di dunia,” ujar Amien.
(gus/gus) Next Article Optimalisasi TKDN Proyek Gas Masela Capai Rp 73 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular