Cadangan Devisa China Sentuh US$3,14 Triliun

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 January 2018 14:41
Cadangan devisa China melejit pada Desember tahun lalu menjadi US$3,14 triliun karena peraturan ketat dan penguatan yuan mengurangi arus keluar modal
Foto: Reuters
Beijing, CNBC Indonesia – Cadangan devisa China melejit pada Desember tahun lalu dan menyentuh rekor tertingginya dalam lebih dari setahun terakhir karena peraturan moneter yang ketat dan penguatan yuan mengurangi arus keluar modal.

Dengan kenaikan 11 bulan berturut-turut, cadangan devisa China naik US$20,2 miliar (Rp 271,1 triliun) di bulan Desember menjadi $3,14 triliun, tertinggi sejak September 2016 dan kenaikan bulanan terbesar sejak Juli, data bank sentral People’s Bank of China (PBOC) menunjukkan hari Minggu (7/1/2018). Sebelumnya, cadangan devisa China bertambah $10 miliar di bulan November, dilansir dari Reuters.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan cadangan devisa akan meningkat sebesar $6 miliar menjadi $3,125 triliun.

Keluarnya modal asing dipandang sebagai risiko utama bagi China pada awal 2017. Namun, kombinasi dari kontrol modal yang lebih ketat dan ketidakpastian dolar memberi yuan angin segar yang memperkuat keyakinan pasar terhadap negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.

Yuan menguat sekitar 6,8% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada 2017 atau berbalik arah dari depresiasi 6,5% pada 2016, penurunannya dalam tiga tahun berturut-turut.

Selama setahun penuh, cadangan devisa China naik $129,5 miliar dari $3,011 triliun di akhir 2016. Kenaikan itu merupakan kenaikan tahunan pertama sejak 2014.

Regulator valuta asing (valas) China mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya bahwa otoritas akan menjaga cadangan devisa negara dan neraca pembayaran internasional agar “seimbang dan stabil” di tahun 2018.

Cadangan devisa China turun hampir $1 triliun dari nilai tertingginya $3,99 triliun pada bulan Juni 2014 menjadi $2,998 triliun pada Januari 2017 karena pemerintah berusaha untuk mengendalikan yuan dan mengurangi arus keluar modal yang berpotensi mengganggu stabilitas perekonomian. Namun, sejak saat itu cadangan devisa naik $142 miliar.

Meskipun arus modal masuk terus membaik, Administrasi Valuta Asing China (State Administration of Foreign Exchange) terus melakukan tindakan keras terhadap pergerakan dana ke luar negeri. Institusi tersebut mengumumkan pada bulan lalu bahwa pihaknya akan membatasi nilai penarikan tunai di luar negeri oleh nasabah yang menggunakan kartu bank lokal China mulai tahun ini.

Beberapa akuisisi global penting oleh perusahaan China juga telah dibekukan oleh regulator. Mereka khawatir akusisi tersebut dimaksudkan untuk menyembunyikan data pergerakan modal di luar negeri, meskipun Beijing tetap menyetujui akuisisi yang benar-benar dimaksudkan untuk investasi.

Bank sentral China melaporkan pembelian bersih valas tiga bulan berturut-turut di November yang menandai keberhasilan kebijakan pemerintah setelah perjuangan panjang menstabilkan yuan. Beberapa analis, di lain pihak, mengatakan arus modal cenderung tetap stabil karena ekonomi melambat.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan yuan akan sedikit terdepresiasi tahun ini jika pergerakan dolar tidak mengalami perubahan.

Nilai cadangan emas China naik menjadi $76,47 miliar pada akhir Desember dari $75,833 miliar pada akhir November, menurut data dari situs PBOC.
(prm) Next Article China Siap "Buang" Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular