Rugi Ratusan Juta, Adrian Maulana Ungkap Kesalahan Saat Investasi

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Jumat, 08/08/2025 13:57 WIB
Foto: CEO Finance And, Adrian Maulana menyampaikan paparan dalam sesi Educational Class di Acafa LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Surabaya, CNBC Indonesia - Aktor Adrian Maulana saat ini rajin melakukan investasi dan menekuni dunia pasar modal. Sebagai seorang investor, Adrian rupanya pernah mengalami rugi ratusan juta. Cerita kerugiannya dan pengalamannya berinvestasi di pasar modal ini dia sampaikan dalam LPS Financial Festival 2025.

Dalam sesi Educational Class Bank Mandiri x Adrian Maulana yang mengangkat tema "Livin' Tenang, Investasi Sekarang!", Adrian menjelaskan kesalahan ini bermula ketika dia menganggap seseorang bisa mendapatkan kekayaan secara instan melalui pasar saham.

"Saya pikir saham itu tempat kita mendapatkan kekayaan secara instan. Tak mungkin. Sesuatu yang cepat kita dapatkan, umumnya cepat juga hilangnya. Semua perlu proses, perlu waktu. Saya pernah mengalami kerugian. Saya pernah untung ratusan juta dari salah satu saham, saya juga pernah rugi ratusan juta," ungkap Adrian, di Dyandra Convention Center Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025).


Dia memaparkan kerugian ini bermula karena ia dijerumuskan oleh mentornya di bidang investasi. Pria yang dikenal dengan prinsip frugal living ini, mempercayai sepenuhnya saran dari mentor tersebut.

"Jadi apa pun yang dia kasih tahu, saya nurut saja. Saya ikut saja. Satu kali, dua kali benar, oke. Saya seperti kayak mendewakan dia. Apa pun yang dia ngomong, saya nurut saja," papar dia.

Rupanya, tambah Adrian, mentor tersebut memiliki rencana meraih keuntungan sebanyak dari orang-orang yang menjadi anak didiknya, termasuk Adrian. Mentor itu menyarankan untuk membeli salah satu saham yang diproyeksikan mengalami kenaikan hingga 100%.

"Dia kasih tahu ke murid-muridnya yang mungkin jumlahnya sudah lebih dari 700 orang pada saat itu. Kamu beli saham ini ya. Ini harganya mau naik ke Rp 200 dari Rp100. Ini mah 100%. Kalau deposito cuma dapat 1%- 2%, setahun lagi. Ini nggak sampai sebulan bisa naik," curhat Adrian.

Dari saran itu, Adrian menginvestasikan Rp 10 juta ke saham tersebut dan dia mendapatkan keuntungan 25%. Kemudian dia menginvestasikan Rp 100 juta ke saham tersebut dan kembali mendapatkan keuntungan.

"Saya coba masukin 100 juta. Naik. sombongnya timbul. Gampang banget, 1 hari dapat 25 juta. Hebat ini orang," ungkapnya.

Setelah keuntungan demi keuntungan didapatkan, Adrian berinvestasi dengan nominal yang lebih besar, yakni Rp 500 juta ke saham tersebut. Uang itu bahkan ia ambil dari tabungan. Malangnya, harga saham tersebut mengalami auto reject bawah (ARB). Di mana selama tiga hari mengalami penurunan sebesar 25%.

"Besoknya saya mau jual pagi-pagi, dia langsung turun 25% lagi. Tiga hari berturut-turut turun 75%. Saya untung 25% dari 10 juta. Saya untung 25% dari 100 juta. Keuntungan saya baru cuma 27,5 juta. Tetapi dari Rp 625 juta, saya rugi 75% alias rugi 500 juta dalam tempo 3 hari," kenang Adrian.

Menurut dia pengalaman ini menjadi pembelajaran paling tak ternilai pada 2010. Sejak kejadian itu, ia pun meyakinkan diri untuk tidak mudah percaya terhadap orang lain.

"Saya akan silau dengan apa yang dikendarai, dengan gelar yang dimiliki. Tapi saya akan belajar dan terus belajar dan saya menjadi orang yg bertanggung jawab terhadap keputusan yang saya ambil. Jadi itu yang saya lakukan," pungkas Adrian.

Dia menambahkan dalam dunia investasi, tak ada seorang pun yang bisa memberikan prediksi soal keuntungan. Kalau pun prediksi tersebut benar, kata Adrian, itu kebetulan semata.

"Untuk bisa tepat 100% itu nggak mungkin. Ngga ada satu orang yang selalu bisa tepat menebak setiap saat, setinggi apa pun gelarnya. Karena market digerakkan banyak faktor, bisa karena faktor global, bisa karena fundamental, bisa karena laporan keuangan, bisa karena sentimen," pungkas Adrian.






(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BPRS Bongkar Sebab Kredit UMKM Anjlok - Berebut Dana Murah