
Mana yang Lebih Cuan, Value atau Growth Investing?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dunia investasi saham, terdapat dua strategi yang sering digunakan oleh para investor dan kerap dibahas oleh influencer maupun praktisi pasar modal, yaitu value investing dan growth investing.
Menentukan strategi mana yang lebih baik sebenarnya tergantung pada preferensi masing-masing investor, karena keduanya memiliki potensi imbal hasil dan risiko yang berbeda.
Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang kedua strategi ini, berikut penjelasannya.
Value Investing
Value investing adalah strategi memilih saham berdasarkan nilai intrinsik suatu perusahaan. Prinsip dasarnya adalah mencari perusahaan yang dianggap undervalued oleh pasar, tetapi memiliki kinerja bisnis yang kuat.
Seperti yang pernah dikatakan oleh investor kenamaan Indonesia, Lo Keng Hong, "Cari saham spek Mercy dengan harga Avanza." Para investor yang menganut strategi ini meyakini bahwa pasar sering bereaksi berlebihan terhadap kabar buruk dari suatu perusahaan, sehingga harga sahamnya turun secara tidak proporsional.
Untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham, terdapat beberapa metrik yang bisa digunakan. Nilai intrinsik sendiri merupakan kombinasi dari analisis keuangan dan faktor-faktor fundamental, seperti kinerja keuangan perusahaan, pendapatan, arus kas, keuntungan, serta elemen-elemen lain seperti merek, model bisnis, target pasar, dan keunggulan kompetitif.
Beberapa metrik yang dapat digunakan untuk menilai suatu saham antara lain:
Price-to-book (P/B): Mengukur nilai aset perusahaan dan membandingkannya dengan harga saham. Jika harga saham lebih rendah dari nilai aset, saham tersebut dianggap undervalued, dengan asumsi perusahaan tidak menghadapi masalah keuangan.
Price-to-earnings (P/E): Menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan, membantu investor menentukan apakah harga saham sudah mencerminkan pendapatan atau masih undervalued.
Free Cash Flow (FCF): Merupakan uang tunai yang dihasilkan dari operasi perusahaan setelah dikurangi biaya pengeluaran. Arus kas bebas ini adalah sisa uang yang dapat diinvestasikan kembali ke bisnis, melunasi utang, membayar dividen, atau membeli kembali saham.
Growth Investing
Growth investing adalah strategi yang fokus pada pemilihan saham dari perusahaan yang masih dalam tahap pertumbuhan, dengan potensi untuk berkembang pesat di masa depan.
Investor yang mengadopsi strategi ini biasanya mencari peluang di industri yang sedang berkembang pesat, di mana teknologi dan layanan baru terus bermunculan. Mereka berfokus pada keuntungan melalui apresiasi modal, yaitu keuntungan yang diperoleh ketika saham dijual di masa depan dengan harga lebih tinggi, dibandingkan dengan menerima dividen selama masa kepemilikan saham.
Perusahaan yang menjadi target dalam growth investing umumnya adalah perusahaan muda dengan potensi besar, yang mungkin baru saja melantai di bursa saham. Harapannya, perusahaan ini akan terus berkembang sehingga pertumbuhan pendapatan atau keuntungannya akan mendorong harga saham lebih tinggi di masa mendatang.
Karena itu, saham-saham yang masuk kategori growth sering kali diperdagangkan dengan rasio harga/pendapatan (P/E) yang tinggi. Meski mungkin perusahaan belum menghasilkan keuntungan saat ini, mereka diharapkan akan mencetak keuntungan besar di masa depan, terutama jika mereka memiliki paten atau teknologi yang unggul dibandingkan pesaingnya.
Untuk tetap unggul, perusahaan-perusahaan ini cenderung menginvestasikan kembali keuntungannya ke dalam pengembangan teknologi baru dan berusaha mendapatkan hak paten untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang.
Karena fokus pada maksimalisasi keuntungan modal, growth investing juga dikenal sebagai strategi apresiasi modal.
Strategi manakah yang lebih cocok untuk Anda? Temukan jawabannya di Webinar Kelas Cuan Stock Market Mastery, Cari Tahu Hubungan Makroekonomi dan Pasar Saham.
Acara akan diselenggarakan secara online pada Sabtu, 31 Agustus 2024. Daftarkan diri Anda untuk mempertajam analisis fundamental Anda sekarang juga di sini.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gini Caranya Agar Gak Serakah & Serba Takut Saat Investasi Saham!