
Gini Caranya Agar Gak Serakah & Serba Takut Saat Investasi Saham!

Jakarta, CNBC Indonesia - Takut dan serakah merupakan dua hal yang umum dimiliki oleh investor, dan tak jarang hal ini bisa mempengaruhi keputusan mereka dalam berinvestasi.
Umumnya, ketika pasar saham sedang naik karena peluang untuk meraih profit dalam jangka pendek menjadi lebih besar. Dalam situasi seperti ini, banyak orang tergoda untuk memasukkan modal besar ke satu saham, meski tidak sesuai dengan alokasi aset yang telah direncanakan sebelumnya.
Sebaliknya, saat pasar sedang bearish atau mengalami koreksi, ketakutan justru begitu mudahnya untuk muncul. Alhasil, banyak yang melakukan panic selling, yang justru memperparah kejatuhan pasar.
Apakah selama ini Anda kurang bisa mengontrol rasa takut dan cenderung serakah di saat yang tidak tepat? Hati-hati, portofolio Anda bisa hancur karena kedua hal tersebut.
Agar kedepannya Anda bisa lebih bijak dalam membuat keputusan, beberapa hal ini bisa Anda lakukan dari sekarang.
Mengontrol ekspektasi & menyadari tujuan finansial
Pada intinya, ekspektasi bisa menentukan respons kita terhadap pasar. Sebelum memikirkan investasi dan potensi keuntungannya, ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri, apa yang menjadi alasan kita terjun ke investasi saham? Apakah pilihan instrumen itu sudah sesuai dengan tujuan hidup kita?
Tanpa berinvestasi pun, kita masih bisa menikmati hidup dan melakukan apa yang kita inginkan serta mewujudkan cita-cita kita asalkan penghasilan yang kita terima bisa memenuhi seluruh kebutuhan kita.
Investasi hanya berfungsi untuk menambah pertumbuhan aset dan mempercepat terkumpulnya dana untuk merealisasikan tujuan finansial kita, bukan merupakan kebutuhan pokok atau wajib.
Tanyakan ke diri Anda, apakah menambah porsi investasi saat ini benar-benar penting dan harus dilakukan? Jawabannya, mungkin saja tidak.
Sayangnya, banyak orang yang memperlakukan investasi seolah-olah mereka sangat membutuhkan uang dari imbal hasil yang berlimpah.
Jadi, semuanya kembali pada pola pikir kita. Ketika kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki sekarang, kita bisa berinvestasi dengan lebih bijaksana dan tanpa diliputi rasa serakah.
Berpikir jangka panjang
Rasa serakah sering kali muncul ketika pasar sedang dalam tren naik. Misalnya, saat harga suatu saham meningkat, Anda terkadang berpikir, "Mengapa saya tidak punya membelinya sejak dulu? Apakah saya harus masuk banyak saat ini agar cepat untung?"
Inilah pentingnya berpikir ke depan untuk jangka panjang, tanpa mengesampingkan apa yang sudah menjadi tujuan finansial Anda.
Dalam investasi, penting sekali untuk melakukan manajemen risiko lewat alokasi aset dan diversifikasi karena pada akhirnya, tujuan finansial Anda adalah segalanya.
Ketika Anda mengalami kerugian, maka akan sangat sulit bagi Anda untuk merealisasikan apa yang menjadi mimpi Anda ke depan. Oleh karena itu, dengan berpikir jangka panjang maka Anda akan lebih bijak lagi dalam menentukan keputusan investasi.
Mau tahu gimana cara memaksimalkan keuntungan di investasi saham sekaligus belajar seputar manajemen risiko? Ikuti Webinar Kelas Cuan Stock Market Mastery, Cari Tahu Hubungan Makroekonomi dan Pasar Saham pada Sabtu, 31 Agustus 2024. Daftarkan diri Anda sekarang juga di sini.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mana yang Lebih Cuan, Value atau Growth Investing?