Terjun Bebas! Harga Emas Antam Turun Rp 14 Ribu, ke Bawah Rp 1,4 Juta
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau ambruk pada perdagangan Jumat (26/7/2024), mengekor pergerakan emas global yang juga anjlok kemarin.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas satuan 1 gram pada hari ini dibanderol Rp 1.386.000/batang, turun Rp 14.000 dari posisi Kamis kemarin.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam kembali turun menjadi Rp 1.256.000 per gram, atau juga turun Rp 14.000 dari posisi kemarin.
Berikut harga emas Antam pada hari ini:
Harga emas Antam yang ambruk terjadi di tengah amblesnya harga emas global pada perdagangan kemarin.
Merujuk data Refinitiv pada perdagangan kemarin, harga emas global ditutup ambruk 1,38% di posisi US$ 2.364,5 per troy ons.
Namun pada pagi hari ini, sekitar pukul 08:46 WIB, harga emas tampaknya mulai rebound kembali, yakni menguat 0,22% ke US$ 2.369,64 per troy ons.
Membaiknya sentimen pasar membuat emas dilepas banyak oleh investor. Hal ini terjadi setelah dirilisnya data pembacaan awal dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal II-2024.
Semalam, Departemen Perdagangan AS melaporkan data awal produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal II-2024 tumbuh 2,8% pada basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), lebih tinggi dari kuartal I-2024 yang hanya tumbuh 1,4%.
Angka awal PDB AS pada kuartal II-2024 ini juga berada di atas ekspektasi pasar sebelumnya yang memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam akan tumbuh 2%.
Laporan PDB terbaru menunjukkan bahwa dunia usaha terus berinvestasi dan konsumen masih mendorong pertumbuhan dengan belanja mereka, meskipun harga barang masih cenderung tinggi.
Namun, dengan tumbuhnya ekonomi AS hingga di atas ekspektasi, pasar pun seakan bimbang akan arah sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada pertemuan September mendatang, apakah benar akan memangkas atau justru kembali menahan suku bunga acuannya.
Sejauh ini, peluang penurunan suku bunga The Fed masih tinggi. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar melihat peluang 87,6% untuk pemangkasan suku bunga pada September. Namun, angka ini mengalami penurunan dari beberapa hari sebelumnya yang mencapai 93,3%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (yield). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.
Kini fokus investor tertuju pada data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) atau inflasi PCE pada hari ini untuk mengkonfirmasi spekulasi dimulainya penurunan suku bunga The Fed lebih awal.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(chd/chd)