Hati-Hati Flu Singapura Merebak, Cek Asuransi Kesehatan yang Cocok

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
02 July 2024 11:20
Ilustrasi Asuransi (Photo by RODNAE/Pexels)
Foto: Ilustrasi Asuransi (Photo by RODNAE/Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Flu Singapura dilaporkan melonjak pesat sejak masuk tahun 2024. Laporan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyatakan bahwa pada akhir Maret 2024 terdapat lebih dari 5.000 kasus.

Kemudian pada akhir April, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tirmidzi dalam bincang Bersama Pro3 RRI Jakarta, mengungkapkan hampir 8.500 kasus yang tercatat. Angka tersebut menandakan adanya tren lonjakan pasca libur Lebaran dan terjadi peningkatan tajam dibandingkan bulan sebelumnya.

Dokter Spesialis Anak RS St. Carolus Summarecon Serpong, dr. Diana Yuliani Suryanto, Sp.A. penyakit Flu Singapura yang sangat menular banyak terjadi di daerah beriklim tropis dan biasanya muncul pada musim hujan.

"Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackievirus (CA16) dan Enterovirus (EV71). Flu Singapura merupakan penyakit infeksi yang sering menyerang pada anak, remaja, bahkan dewasa. Pada musim liburan seperti ini, hendaknya kita juga lebih waspada karena biasanya angkanya agak naik", jelasnya, Selasa (2/7/2024).

Sementara itu, Head of Sales Recruitment and Development Asuransi JAGADIRI, Juliana mengatakan, untuk memberikan perlindungan pada anak dan dewasa mulai dari usia 3 bulan hingga 64 tahun dari 11 penyakit tropis, termasuk Flu Singapura dan Cacar Air diperlukan perlindungan asuransi yang tepat.

Sempat disebut sebagai penyakit baru, Flu Singapura memiliki gejala awal mirip dengan Cacar Air. Dokter Diana memaparkan, ciri-ciri orang yang terinfeksi virus Flu Singapura biasanya ditandai dengan demam, sariawan di mulut, serta ruam dan luka lepuh di kulit terutama pada telapak tangan dan kaki yang muncul setelah 1-2 hari. Selain itu, penderita juga merasakan nyeri saat menelan dan sulit makan.

Menurut dr. Diana, penularan Flu Singapura terjadi dari kontak orang ke orang melalui sekret/cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya. Sama seperti HFMD, penyakit Cacar Air juga sangat menular melalui kontak langsung dari lesi di kulit atau melalui cairan saluran nafas. Kemudian masa inkubasi Flu Singapura adalah 2-6 hari.

Gejala Cacar Air pada tahap awal adalah kelelahan disertai demam. Penderita akan kehilangan selera makan dan merasakan nyeri otot atau sendi, serta sakit kepala. Ruam biasanya muncul pertama di area wajah dan badan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan bisa berbekas menjadi keropeng. Masa inkubasi Cacar Air adalah 14-16 hari setelah terpapar. Penyakit ini dapat menginfeksi semua kelompok umur termasuk neonatus (bayi usia 0-28 hari), tetapi hampir 90% kasus mengenai anak usia kurang dari 10 tahun dan yang terbanyak pada umur 5-9 tahun.

Mengingat kedua penyakit tersebut sangat mudah menular, apalagi saat cuaca sering berubah ekstrim seperti sekarang, orang tua perlu mengenali gejalanya agar dapat mengantisipasi penularan penyakit. Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala tersebut agar dapat memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Pencegahan penyakit HFMD dan Cacar Air dapat dilakukan dengan menerapkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat. Cuci tangan secara rutin, hindari untuk memegang mata, hidung, dan mulut, serta selalu menutup mulut saat batuk atau bersin.

Tak hanya Flu Singapura, sebagai daerah tropis, Indonesia adalah tempat berkembangnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi anak maupun keluarga. Khusus untuk proteksi kesehatan keluarga dan anak dari potensi terjangkitnya penyakit tropis berbahaya.

"Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah asuransi Jaga Sehat Tropis yang memberikan perlindungan proteksi untuk 11 jenis penyakit tropis. Selain HFMD dan Cacar Air, kami juga memberikan proteksi untuk penyakit Chikungnya, Malaria, Zika, Campak, Rubela, Difteri, Hepatitis A, Demam Typoid, dan DBD," papar Juliana.

Dengan premi mulai dari Rp26.000, konsumen dapat memilih masa perlindungan mulai dari 3 bulan hingga 1 tahun. Usia tertanggung mulai dari bayi 3 bulan hingga dewasa. Manfaat Asuransi Jaga Sehat Tropis dapat dirasakan tertanggung tanpa perlu rawat inap. Tertanggung cukup melampirkan bukti terdiagnosa salah satu penyakit tropis dari rumah sakit, dan bukti tersebut sudah cukup untuk mengajukan klaim. Selain itu tertanggung juga dapat memiliki lebih dari 1 polis Asuransi Jaga Sehat Tropis.

Di sisi lain, Biaya medis di tanah air tercatat terus menanjak dalam beberapa tahun terakhir. Survei Global Medical Trends 2024 yang dirilis Willis Tower Watson menyebutkan bahwa, pada tahun ini terjadi kenaikan inflasi biaya medis yang cukup signifikan. Secara global angkanya mencapai 10,7%, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang sebesar 7,4%.

Bagaimanapun juga, anak lebih rentan sakit dan cedera. Oleh karena itu, wajib bagi orang tua menyiapkan proteksi finansial untuk berjaga-jaga jika terjadi masalah kesehatan anak maupun keluarga yang seringkali datang mendadak dan tanpa diduga.

Senada dengan Juliana, Financial Planner, Susatyo Widodo menambahkan bahwa riset oleh Mercer Marsh Benefits (MMB) mengenai Health Trends 2024 melaporkan, tren peningkatan biaya kesehatan global diproyeksikan akan tumbuh hingga 11,6% dan Asia sebesar 11,4%. Sedangkan biaya kesehatan Indonesia diprediksi akan terus tumbuh hingga 13,0%, atau di atas proyeksi tren biaya kesehatan global dan Asia.

"Sebagai proteksi jangka panjang, asuransi dapat membantu seseorang merapikan tata kelola keuangannya, sekaligus menciptakan jaring pengaman menghadapi risiko di masa depan. Asuransi kesehatan keluarga akan sangat meringankan biaya pengobatan dan secara tidak langsung dapat turut memelihara kesehatan fisik maupun kesehatan finansial keluarga, "jelas Susatyo Widodo.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stres Gagal Nyaleg, Apa Bisa Berobat ke Dokter Jiwa dengan Asuransi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular