
Keluarga Gogon Jual Rumah Rp3,5 M, Investasi Properti Gak Mudah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini, keluarga mendiang pelawak Sumargono (Gogon) dikabarkan menjual rumah mewah mereka senilai Rp 3,5 miliar karena lilitan utang dan beratnya biaya kepemilikan rumah. Sayangnya, mereka belum menemukan pembeli hingga kini.
Alasan Gogon membeli rumah tersebut sejatinya ditujukan untuk bisnis properti. Menurut Nova, putra dari Gogon, rumah 24 kamar tersebut awalnya dijual Rp 6 miliar namun karena keluarga membutuhkan uang dengan cepat, harganya diturunkan menjadi Rp 3,5 miliar.
"Jadi papa itu kan anak buahnya banyak, seumpama mau pada bikin acara pada nginep (di rumah Gogon). Daripada di hotel, papa mikirnya gitu," ucap Nova dalam video di Inserthilite.
Berawal dari situlah, ide menyewakan rumah tersebut muncul. Awalnya Gogon berniat membuka kos-kosan, namun akhirnya Gogon berpendapat rumah tersebut akan lebih bermanfaat jika disulap menjadi hotel murah.
Selain karena adanya utang rentenir, biaya perawatan rumah tersebut juga tidak sedikit. Alhasil keluarga pun kesulitan untuk menabung.
"Kita mau ngumpulin uang, eh udah terkumpul cuma buat renov. Udah ngumpul lagi terus buat renov lagi kan capek. Akhirnya yaudah dijual aja, biar masalahnya cepat kelar juga," ucap Nova.
Nova pun menambahkan, selama ini kehadiran rumah tersebut juga sangat menguras uang pribadi Gogon semasa hidup.
"Kayak bikin kolam sama bikin acara ketoprak itu, kan butuh dana juga papa itu," lanjutnya.
Belajar dari kasus Gogon, sesulit itukah investasi sewa menyewa properti? Inilah hal yang harus dipahami jika Anda berniat untuk menjalankan investasi properti, lebih tepatnya rumah kos.
Tahu kapan balik modal
Untuk mengetahui hal yang satu ini, maka Anda perlu tahu terlebih dulu modal yang digelontorkan untuk membeli aset berupa rumah kos-kosan.
Jika Anda membangun rumah kos-kosan dari nol, Anda bisa memasukkan komponen biaya tanah yang Anda beli dan ongkos bangun rumah tersebut.
Anggap saja modal awal Anda dalam mendirikan rumah kos adalah Rp 1 miliar, dan estimasi pendapatan kotor Anda untuk sewa satu kamar adalah Rp 1,5 juta per bulan. Jika Anda memiliki lima kamar, maka total pendapatan Anda bisa saja menyentuh Rp 7,5 juta sebulan.
Untuk mengetahui kapan Anda balik modal, maka Anda bisa melakukan perhitungan kasar dengan cara:
Balik Modal = Modal awal
Pendapatan kotor
Dengan perhitungan di atas, maka Anda akan balik modal dalam waktu:
Rp 1.000.000.000 = 133 bulan
Rp 7.500.000
Semakin besar pendapatan Anda tentunya semakin cepat Anda balik modal, namun Anda harus ingat karena perhitungan di atas adalah pendapatan kotor, bukan laba.
Hitung biaya per kamar
Satu kamar yang disewakan tentu mengandung biaya operasional yang harus Anda tanggung, sebut saja biaya listrik, internet, air, jasa kebersihan, maupun keamanan.
Anda harus lakukan perhitungan secara mendetail untuk yang satu ini, guna mewaspadai adanya kesalahan perhitungan atau biaya tak terduga.
Anggaplah dalam satu bulan, ongkos sewa yang Anda tetapkan adalah Rp 1,5 juta, jika biaya operasional per kamar adalah Rp 600 ribu per bulan, maka pendapatan bersih Anda yang sesungguhnya adalah:
Rp 1.500.000 - Rp 600.000 = Rp 900.000
Ketahuilah bahwa Anda juga bisa memasukkan komponen gaji Anda selaku pemilik kos dari biaya operasional, dengan itu maka pendapatan bersih yang didapat bisa diputar lagi untuk hal lain.
Kenali biaya tahunan
Akan ada biaya-biaya yang dibayarkan terhadap rumah kos Anda setiap tahun. Sebut saja seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan asuransi properti bila ada.
Cukup penting untuk mengalokasikan uang jauh-jauh hari untuk biaya tahunan ini. Anda bisa memotongnya pendapatan bersih Anda sekian persen secara rutin tiap bulan agar Anda memiliki dana cadangan untuk membayar pengeluaran tahunan ini.
Jangan sembarangan ekspansi
Ekspansi usaha kos-kosan bukan hal yang mudah, karena jika Anda ingin menambah pendapatan dalam jumlah yang signifikan maka langkah yang bisa dilakukan adalah menambah kamar lewat renovasi, atau membeli rumah kos baru.
Hal itu tentunya membutuhkan biaya besar. Sebagai solusinya, Anda bisa membuka usaha baru yang sifatnya menunjang pendapatan Anda selaku pengusaha.
Sebut saja seperti jasa laundry di sekitar rumah kos milik Anda, jasa cuci kendaraan, warung, dan lain sebagainya.
Ada risiko ketika menyewakan hunian
Dan yang terakhir, jangan lupa bahwa setiap bisnis tentu ada risikonya termasuk bisnis sewa menyewa hunian. Kita tidak pernah tahu seperti apa penyewa menggunakan aset yang kita miliki.
Di tangan penyewa, bisa saja terjadi kerusakan kecil atau besar dari perabotan yang kita beli. Oleh karena itu, tetapkanlah kebijakan uang deposit guna meminimalisir kerugian finansial yang bakal Anda alami.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belajar dari Gogon, Utang Rentenir Bikin Ahli Waris Jual Rumah Rp3,5 M