Belajar dari Kurnia Meiga, Siapkan Ini Agar Tak Jatuh Miskin

Aulia Akbar, CNBC Indonesia
Senin, 11/03/2024 19:40 WIB
Foto: Detikcom
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemain sepak bola nasional Kurnia Meiga Hermansyah kembali menjadi perbincangan dalam beberapa hari terakhir. Viral videonya tengah berjualan keripik dan jersey.

Tak cuma itu, persoalan rumah tangganya pun menguak selepas mantan istri buka suara di berbagai acara. Legenda Arema tersebut juga disebut sebagai pecandu alkohol dan sempat melakukan KDRT.


Beberapa waktu lalu, kiper ini terpaksa menjual semua medali untuk biaya pengobatan karena sakit mata sejak 2017.

Sangat miris tentunya ketika melihat Kurnia yang dulu menjadi kebanggaan Indonesia malah hidup susah di kemudian hari. Semestinya, Kurnia bisa mengikuti jejak atlet-atlet sepakbola lain yang sukses di dunia bisnis atau investasi di masa depan.

Setelah memperkuat Arema FC sejak 2008 silam dan mengantarkan klub bola tersebut menjadi juara Liga Indonesia, Kurnia Meiga akhirnya dipensiunkan pada 2019.

Sebelumnya, rumah milik kelahiran 1990 ini juga dikabarkan rusak karena bencana alam. Kurnia pun juga masih berjuang untuk menyelesaikan masalah huniannya.

Belajar dari kisah hidup Kurnia, pondasi keuangan merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh siapapun baik mereka yang berprofesi sebagai atlet atau karyawan sekalipun.

Karena tanpa pondasi keuangan yang baik, tabungan bisa terkuras ketika musibah datang. Dan hal itulah yang menjadi awal dari keterpurukan ekonomi pribadi.

Lantas bagaimana caranya membangun pondasi keuangan yang kuat? Berikut tahapan yang harus Anda lakukan.

Memiliki dana darurat sesuai dengan batas ideal

Dana darurat sejatinya adalah dana yang dipersiapkan untuk mengantisipasi segala hal mendesak, termasuk yang berkaitan dengan kehilangan penghasilan.

Sebagai seorang dengan penghasilan tidak tetap, baik itu adalah artis, musisi, pengusaha, atau pekerja lepas, jumlah dana darurat yang dibutuhkan tentu saja tidak sama dengan karyawan.

Bagi mereka yang berpenghasilan tidak tetap, sangat disarankan memiliki dana darurat setara minimal 12 kali pengeluaran bulanan. Sementara itu bagi karyawan, dana darurat ideal adalah tiga kali pengeluaran bulanan (bagi yang lajang), dan minimal enam kali pengeluaran bulanan bagi yang sudah memiliki tanggungan.

Asuransi kesehatan setelah punya dana darurat

Asuransi kesehatan ada dua, ada yang dari pemerintah dan ada juga yang dari pihak swasta. Ketika Anda merasa bahwa masih terlalu mahal untuk membayar premi asuransi swasta, maka asuransi dari pemerintah alias BPJS Kesehatan bisa jadi solusi.

Tujuan memiliki asuransi kesehatan tidak lain dan tidak bukan adalah agar tabungan yang kita miliki, tidak tergerus jikalau kita harus berobat karena sakit.

Biaya berobat yang mahal sejatinya tidak hanya akan menggerus tabungan melainkan juga bisa membuat Anda terpaksa menjual aset demi berobat.

Asuransi jiwa bila punya tanggungan

Sebagai pencari nafkah, Anda harus sadar bahwa kematian bersifat pasti dan hal itu akan menimbulkan beban finansial bagi orang-orang tercinta Anda.

Dengan adanya asuransi jiwa, akan ada uang santunan yang diterima di saat Anda kehilangan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab Anda sebagai pencari nafkah. Bisa jadi karena Anda mengalami musibah cacat tetap total atau meninggal dunia.

Asuransi harta benda

Kerugian finansial atas kerusakan rumah atau aset-aset lainnya sejatinya bisa dimitigasi dengan asuransi harta benda. Namun asuransi ini bersifat komplementer atau sebagai pelengkap proteksi.

Ketika terjadi kerusakan atau kehilangan harta benda yang dimiliki, perusahaan asuransi akan memberikan uang santunan untuk ganti rugi atas hal tersebut.

Alangkah lebih baik bagi Anda untuk memenuhi asuransi kesehatan dan asuransi-asuransi lainnya terlebih dulu sebelum membeli asuransi harta benda.


(aak/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos MSIG Life & Adaptasi Bisnis Asuransi Saat Ekonomi Lesu