Takut Anak Anda Gak Mampu Bayar Biaya Balik Nama Rumah? Ini Solusinya

Financial Expert, CNBC Indonesia

05 March 2024 11:30

Ilustrasi rumah bocor — Foto: Getty Images/iStockphoto/Motortion

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat seorang pemilik rumah meninggal dunia, maka kepemilikan rumah itu akan dialihkan kepada ahli warisnya. Namun, satu hal yang harus diperhatikan ahli waris dalam hal ini adalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BPHTB rumah warisan dihitung berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), besarnya adalah 5% dari selisih antara NJOP dengan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP). Di Jakarta, NJOPTKP untuk warisan adalah sebesar Rp 350 juta.

Oleh karena itulah, tak heran kalau BPHTB itu sendiri tembus puluhan juta rupiah. Belu lagi, ahli waris harus menanggung sejumlah biaya lain seperti validasi sertipikat, validasi pajak, hingga notaris.

Jika memang ahli waris tidak memiliki tabungan yang cukup, maka besar kemungkinan rumah tersebut masih tercantum atas nama pemiliknya yang sudah tutup usia. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, maka ahli waris jelas tidak bisa memanfaatkan aset warisan ini dengan baik atau menjualnya jika mereka butuh dana.

Apa kabar jika di kemudian hari, anak Anda mengalami hal ini? Adakah solusi untuk mempermudah proses distribusi kekayaan ke ahli waris agar warisan yang diterima utuh? Berikut ulasannya

Asuransi jiwa bisa jadi solusi

Apabila pewaris memiliki asuransi jiwa, maka akan ada uang pertanggungan yang dicairkan perusahaan asuransi juga tidak akan dipotong pajak. Prinsip pencairan uang pertanggungan asuransi jiwa sejatinya mirip dengan hibah wasiat.

Jika ahli waris yang menjadi penerima manfaat melakukan klaim asuransi tersebut, maka mereka bisa memanfaatkan uang pertanggungan asuransi jiwa itu untuk membayar BPHTB serta pengeluaran-pengeluaran lain yang menjadi komponen balik nama rumah.

Ahli waris pun tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali jika jumlah uang pertanggungan asuransi jiwa pewaris sudah cukup.