Ada Libur Panjang, Harga Emas Antam Tetap Naik, Cek Yuk Harganya
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau kembali naik pada perdagangan Kamis (8/2/2024), di mana pada hari ini merupakan libur dalam rangka hari Isra Miraj 1445 H.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas satuan 1 gram pada hari ini dibanderol Rp 1.139.000/batang, naik Rp 3.000 per gram dari posisi harga kemarin.
Pada sisi yang sama, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan sebesar Rp 1.136.000 per gram, tidak banyak berubah pada perdagangan sebelumnya.
Berikut grafik pergerakan harga emas Antam:
Naiknya harga emas Antam hari ini terjadi di tengah mendatarnya pergerakan harga emas acuan dunia kemarin, karena investor ragu akan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Pada Rabu kemarin, harga emas dunia ditutup naik tipis 0,03% menjadi US$ 2.034,75 per troy ons. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan sebesar 0,06% pada perdagangan hari sebelumnya.
Sepanjang pekan ini, harga emas sangat labil dengan pergerakan tipis. Dalam empat hari terakhir, harga emas menguat dua kali dan melemah dua kali.
Pada perdagangan pagi ini hari ini tepatnya pukul 06:06 WIB harga emas ada di posisi US$ 2.035,40 atau menguat 0,03%.
Analis dari Blue Line, Phillip Streible, mengatakan harga emas labil cenderung stagnan karena pelaku pasar masih belum melihat kejelasan kebijakan The Fed ke depan.
Sejumlah pejabat The Fed menyampaikan pandangan mengenai kebijakan The Fed ke depan di beberapa acara pekan ini.
Mayoritas menegaskan jika The Fed belum akan memangkas suku bunga sampai mereka percaya diri jika inflasi akan turun ke kisaran 2%. Namun, terdapat pula pejabat yang cenderung dovish.
"Saat ini kebijakan kami sudah bagus, kamu sangat hati-hati dalam menilai data-data yang sudah ada dan outlook ke depan. Jika kami mulai percaya diri kamu akan mulai memangkas suku bunga tahun ini," tutur Presiden The Fed Boston Susan Collins di acara Boston Economic Club, kemarin, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Chairman The Fed Jerome Powell sudah mengisyaratkan jika pemangkasan masih jauh.Powell dalam wawancaranya di "60 Minutes" di CBS mengatakan jika The Fed akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga tahun ini.
"Kami ingin melihat bukti yang lebih meyakinkan jika inflasi melaju ke kisaran 2% sebelum mengambil langkah yang sangat penting berupa pemangkasan suku bunga," tutur Powell, dikutip dari CNBC International.
Presiden The Richmond President Thomas Barkin di acara The Economic Club of Washington juga menyampaikan pandanganhawkish.Dia menekankan jika The Fed akan sabar menunggu inflasi turun.
Sebaliknya, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari memiliki pandangan yang lebih dovish.
"Saya bisa katakan dua atau tiga kali pemangkasan suku bunga tepat dilakukan sejarang jika melihat data yang ada," tuturnya dikutip dari CNBC International.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(chd/chd)