
Emas Bisa Jadi 'Modal' Dana Pendidikan & Haji, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mempersiapkan dana pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan setiap orang tua untuk anaknya. Dengan pendidikan yang baik, maka anak-anak bisa tumbuh menjadi generasi cerdas dan gemilang.
Namun dalam menyiapkan dana pendidikan harus dilakukan secara matang. Pasalnya, kini biaya pendidikan cukup mahal dan membutuhkan perencanaan tepat. Apalagi, biaya pendidikan juga mengalami inflasi yang bisa mencapai 5% per tahun.
Orang tua pun diimbau menyiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari. Financial Expert CNBC Indonesia, Olivia Louise mengatakan, orang tua harus secepat mungkin menyiapkan dana ini, bahkan sejak rencana memiliki anak.
"Karena nabung atau nyisihin dalam waktu jangka lama akan lebih ringan ketimbang baru nyiapin saat mau masuk sekolah. Contoh gampang nabung untuk sekolah anak yang mau masuk TK 3 tahun lagi, butuh uang Rp 10 juta, kalau kita siapkan dalam 3 tahun, setiap bulan hanya perlu nabung Rp 280 ribu per bulan. Tapi kalau baru siapin 5 bulan, per bulan bisa harus sisihkan Rp 2 juta," ujar Olivia dalam CNBC Investment Expo beberapa waktu lalu, dikutip Senin (20/11/2023).
Dalam menyiapkan dana, Olivia mengungkap ada beberapa strategi yang bisa dipersiapkan. Pertama, tentukan dahulu anak akan sekolah dimana. Kedua, mencari tahu biaya pendidikan saat ini dan inflasinya beberapa tahun ke depan.
Kemudian, cara ketiga yakni evaluasi keuangan. Hal ini utamanya dilakukan agar orang tua bisa menyisihkan dana untuk investasi. Olivia mengatakan, biasanya orang tua lebih familiar dan akan lebih menguntungkan jika memilih instrumen emas.
Emas sangat disarankan untuk para orang tua agar bisa menyiapkan dana pendidikan anak lebih baik. Pasalnya, dalam 10 tahun terakhir, imbal hasil kenaikan harga emas rata-rata bisa mencapai 6,5%. Hal ini akan menutup inflasi pendidikan sebesar 5%.
Senada dengan Olivia, General Manager PT Antam Tbk (Antam) UBPP Logam Mulia, Purwanto, emas jadi instrumen paling tepat untuk menyiapkan dana pendidikan anak karena rata-rata kenaikan harga emas yang bisa lebih tinggi dari kenaikan biaya pendidikan.
"Kita hitung biaya kuliah anak nanti di harga saat ini, lalu konversikan ke dalam nilai emas, biasanya biaya kuliah dalam 5 atau 10 tahun nanti tidak jauh dari nilai emas tersebut. Misal, kita butuh Rp 100 juta untuk kuliah anak, lalu konversi emas saat ini senilai 100 gram. Nanti 10 tahun lagi kemungkinan biaya kuliah anak senilai 100 gram emas juga atau bahkan lebih kecil, sudah sangat cukup untuk biaya kuliah anak," ungkap Purwanto.
Selain itu, emas merupakan instrumen yang memiliki banyak kelebihan. Pertama, emas merupakan alat lindung nilai. Artinya, instrumen ini sudah terbukti tahan banting meskipun ada ketidakpastian ekonomi, seperti resesi. Kedua, emas dari sisi harga fluktuasi tidak banyak. Emas cenderung naik tinggi, kemudian stabil, sehingga tidak akan membuat pemiliknya was-was.
Ketiga, kepemilikan emas fisik akan mempengaruhi pemiliknya secara psikologis untuk tidak cepat menjualnya.
"Misalnya tiba tiba ada penawaran harga murah tiket jalan jalan ke Singapura, tapi kita belum menyiapkan dana khusus untuk jalan-jalan, kalau kita punya tabungan dalam bentuk dana cash, kita akan dengan mudah menggunakan uang cash tersebut untuk membeli tiket tersebut dengan alasan nantinya bisa nabung lagi, tapi biasanya gak nabung lagi juga. Sedangkan kalau tabungan kita dalam bentuk emas fisik, kita akan berpikir dua kali untuk menjual emasnya, sayang juga kalau kita jual apalagi misalnya kita punya target tabungan emas sampai 100 gram, sudah 60 gram, sayang tinggal 40 gram lagi" jelas Purwanto.
Keempat, harga emas dalam beberapa bulan terakhir sideway. Artinya, kenaikan suku bunga acuan tidak terlalu mempengaruhi harga emas turun, namun lebih ke sideway.
"Dalam 10 tahun terakhir, imbal hasil emas kenaikannya rata-rata 6,5%. Kalau dibandingkan deposito bahkan 2023 turun hanya sekitar 3,7-4% untuk tenor 12 bulan. Emas risiko rendah. Dari sisi likuiditas, emas sangat mudah untuk dijual. Bisa ke butik kita atau ke toko emas. Kalau khusus emas Antam bisa datang ke toko emas untuk jual emas Antam biasanya akan diterima," tutur Purwanto.
Dia menambahkan, dari sisi aksesibilitas, emas, terutama milik Antam, bisa dibeli secara online atau datang ke butik emas yang tersebar di 15 tempat. Untuk diketahui, Antam saat ini telah mengembangkan transaksi online untuk memudahkan masyarakat yang ingin membeli emas namun berhalangan atau malas untuk pergi ke butik.
"Kalau ingin beli emas dan tidak ada waktu ke butik bisa lewat website kita di logammulia.com nanti bisa dikirim ke rumah. Jadi gak repot," kata dia.
Selain 15 butik dan layanan online, pihaknya juga memiliki Brankas LM yang merupakan produk emas digital yang bisa digunakan untuk menabung serta jual beli emas online.
"Jadi kalau bapak ibu bukan yang dikit-dikit pengen jual, nabungnya lewat Brankas LM," imbuhnya.
Tidak hanya untuk persiapan dana pendidikan, investasi emas bahkan juga bisa dimanfaatkan bagi umat muslim yang memiliki rencana naik haji beberapa tahun ke depan. Pasalnya, jika dilihat dari rasio harga emas dengan biaya haji dari tahun ke tahun, tampak penurunan signifikan.
Pada tahun 1997 biaya haji setara 310 gram emas. Lalu, pada tahun 2007 turun biaya haji menjadi setara 145 gram emas dan tahun 2010 turun lagi menjadi 95 gram emas. Di tahun 2015, hanya butuh sekitar 60 gram emas untuk berhaji. Untuk tahun 2023, biaya haji senilai kurang dari 50 gram emas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menabung emas dapat menjadi jembatan untuk mewujudkan impian menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Untuk itu, ada baiknya masyarakat memulai membeli emas dari sekarang karena investasi emas akan tetap terjaga nilainya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ayah Bunda Harga Emas Murah, Saatnya Nabung Pendidikan Anak
