Investasi Aman Buat Jangka Panjang? Gini Cara Milihnya

Financial Expert, CNBC Indonesia
Kamis, 26/10/2023 16:50 WIB
Foto: Shutterstock

Jakarta, CNBC Indonesia - Surat Berharga Negara (SBN) tentu menjadi pilihan tepat bagi mereka yang mencari instrumen investasi pendapatan tetap yang bebas dari risiko gagal bayar. Berhubung tenor dari SBN cukup beragam, dan banyak SBN yang sedang terdiskon saat ini, bagaimanakah cara memilih SBN yang tepat untuk tujuan keuangan kita?

Seperti diketahui, dalam investasi ada tiga hal utama yang harus dipahami sebelum memula. Pertama adalah tujuan dari investasi itu sendiri, selanjutnya adalah jangka waktu investasi, dan yang terakhir adalah profil risiko.

Membeli SBN untuk investasi jangka panjang tentu sangat berguna bagi investor yang memiliki profil risiko konservatif atau yang lebih memilih menghindari risiko. Berikut adalah 10 daftar SBN dan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dengan harga rata-rata terendah per 24 Oktober 2023.


Secara sederhana, ketika sebuah SBN atau SBSN ditransaksikan di harga 100 (100%), maka harga tersebut adalah harga nominal (par). Namun jika harganya di bawah 100, maka harga tersebut adalah harga diskon.

Namun jangan lantas membeli sebelum memahami beberapa hal di bawah ini.

Periode jatuh tempo

Periode jatuh tempo tentu sangat menentukan jangka waktu investasi Anda. Ketika SBN atau SBSN yang Anda pilih memiliki tenor yang sangat panjang, maka harga fluktuasi harga rata-rata bisa semakin tinggi di kala terjadi kenaikan suku bunga acuan.

Hendaknya sebelum memilih SBN, Anda sudah mengetahui tanggal jatuh tempo SBN atau SBSN yang bersangkutan agar Anda bisa menentukan SBN atau SBSN mana yang sesuai dengan jangka waktu dan tujuan investasi Anda.

Current yield & Yield to Maturity

Kupon mungkin menjadi hal penting yang harus diketahui saat membeli SBN atau SBSN. Namun ketika Anda membelinya di pasar sekunder dengan harga diskon, yield tentu tidak boleh luput dari perhatian Anda.

Yield dalam tabel di atas dibedakan menjadi dua jenis, current yield dan yield to maturity.

Current yield adalah imbal hasil yang diterima selama setahun terhadap harga obligasi yang tertera. Sementara yield to maturity (YTM) adalah imbal hasil yang didapat hingga obligasi tersebut mencapai masa jatuh tempo.

Ketika terjadi penurunan harga, yield tentu akan naik. Begitu pun sebaliknya, semakin mahal kita membeli SBN atau SBSN maka yield dari SBN atau SBSN itu akan semakin kecil.


(aak/aak)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BPRS Bongkar Sebab Kredit UMKM Anjlok - Berebut Dana Murah