
Bedu Punya Cicilan Utang Rp 40 Juta, Wajar Gak Tuh?

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ramai jadi perbincangan lantaran dikabarkan menjual rumah, komedian Bedu juga blak-blakan menceritakan kondisi keuangan keluarganya yang ternyata sedang diterpa masalah. Seperti diberitakan detik, Bedu dikabarkan memiliki cicilan utang Rp 40 juta sebulan.
Saat dijumpai di Gedung Trans TV, Bedu mengatakan pada detik bahwa tawaran kerja mulai berkurang belakangan ini. Dia pun mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, konon kabarnya Bedu juga sedih karena tak mampu memenuhi keinginan sang anak.
"Misal, ayah mau beli perosotan, saya bilang entar ya nak. Anak saya yang pertama rajin minta sesuatu, sekarang nggak pernah minta," jelasnya sambil menahan tangis, seperti dikutip detik.
Sebelumnya, Bedu membantah soal kabar mengenai keputusannya berutang ke platform pinjaman online. Bedu menegaskan kembali bahwa utang yang diambil justru bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kalau pemasukan nggak cukup, defisit-defisit terus, ini sudah saya lakukan jual dua mobil, nilainya cukup fantastis ternyata masih kurang. Akhirnya kita memutuskan ya sudah deh jual rumah yang nilainya cukup besar, nanti kita beli yang lebih kecil sisanya buat tabungan dan investasi biar nggak defisit terus," sambungnya.
Terlepas dari berapa besar cicilan utang yang dibayar Bedu, mari kita kenali batas wajar utang yang bisa dimiliki perorangan.
Cicilan utang maksimal
Anda mungkin sering mendengar nasihat keuangan yang mengatakan bahwa maksimal cicilan yang aman adalah 30% dari pemasukan.
Saat Anda memiliki cicilan yang jumlahnya melebihi 30% dari pemasukan, maka Anda besar kemungkinan Anda akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, menabung, hingga berinvestasi.
Patut diketahui bahwa nilai 30% itu sendiri adalah nilai dari "seluruh tagihan utang."
Sebut saja, Anda memiliki cicilan KPR yang setara dengan 20% pendapatan. Maka jika Anda berniat mengambil kredit mobil, cicilan mobil baru Anda tidak boleh melebihi 10% dari penghasilan.
Besaran utang yang wajar
Walau cicilan utang Anda masih dalam batas wajar, belum tentu nilai total utang Anda juga demikian. Bisa jadi Anda sudah kebablasan dalam hal utang.
Untuk mengetahui apakah utang kita terlampau besar atau sebaliknya, Anda bisa menggunakan rasio utang berbanding aset. Nilai rasio ini akan mengukur besaran utang yang belum terbayar, dibandingkan dengan total aset yang kita miliki.
Rumus untuk mencari nilai rasio ini adalah:
Total Utang x 100%
Total Aset
Adapun nilai maksimal dari rasio ini adalah 50%.
Jika nilai rasio Anda di atas 50%, maka Anda harus waspada karena total nilai utang Anda sudah melebihi dari setengah total aset.
Bayangkan saja apa yang terjadi jika Anda kehilangan penghasilan dan Anda masih harus melunasi utang-utang tersebut? Jumlah aset Anda akan menurun secara drastis karena Anda harus menjualnya demi melunasi utang.utang-utang tersebut.
Dan bila sebagian besar utang Anda adalah utang konsumtif, maka hal itu juga cukup berbahaya lantaran utang konsumtif hanya akan menggerus kekayaan Anda.
(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belajar dari Bedu, Kalau Ngutang ke Pinjol ya Dilunasi!