
Kabar Gembira, Harga Emas Antam Naik Rp 8.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau menguat pada perdagangan Rabu (19/7/2023). Perdagangan emas Antam tetap dibuka meski hari ini ada libur Tahun Baru Islam (Hijriah).
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas satuan 1 gram pada hari ini dibanderol Rp 1.080.000/batang, naik Rp 8.000.
Penguatan harga emas Antam ini menjadi pembalikan arah setelah melemah selama empat hari beruntun. Dalam empat hari sebelumnya, harga emas Antam turun Rp 10.000/gram.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan sebesar Rp 958.000 per gram, harga tersebut naik cukup signifikan sebesar Rp 13.000 dari perdagangan sebelumnya.
Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.
Emas Batangan | Harga per Batang |
0.5 | Rp590.000 |
1 | Rp1.080.000 |
2 | Rp2.100.000 |
3 | Rp3.125.000 |
5 | Rp5.175.000 |
10 | Rp10.295.000 |
25 | Rp25.612.000 |
50 | Rp51.145.000 |
100 | Rp102.212.000 |
250 | Rp255.265.000 |
500 | Rp510.320.000 |
1000 | Rp1.020.600.000 |
Berikut grafik pergerakan harga emas Antam:
Menguatnya harga emas Antam hari ini sejalan dengan pergerakan harga emas acuan dunia yang juga menguat pada perdagangan Selasa kemarin.
Pada perdagangan Selasa (18/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup melesat 1,23% di posisi US$ 1.978,72 per troy ons. Posisi penutupan kemarin menjadi yang tertinggi sejak 17 Mei 2023 atau dalam dua bulan terakhir.
Penguatan tersebut juga memutus tren negatif emas melemah dalam dua hari perdagangan sebelumnya.
Harga emas sedikit melemah pada hari ini, di mana harga emas ada di posisi US$ 1.977,22 per troy ons atau melemah tipis 0,08%.
Harga emas terbang setelah AS melaporkan penjualan ritel mereka melandai. Dengan penjualan ritel yang melandai maka ada harapan inflasi AS akan terus melemah juga sehingga bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan segera melunak.
Penjualan ritel AS hanya tumbuh 0,2% (month-to-month/mtm) dan 1,49% (year-on-year/yoy) pada Juni tahun ini. Penjualan ritel jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yakni 0,3% (mtm) dan 1,6% (yoy).
Penjualan juga lebih rendah dibandingkan yang tercatat pada Mei yakni 0,5% (mtm) dan 2% (yoy).
Melemahnya penjualan ritel ini menjadi sinyal jika permintaan di AS memang sudah melemah sehingga The Fed bisa melunak.
Pasar memang masih memproyeksi kenaikan suku bunga 25 basis poin (bp) pada akhir bulan ini tetapi kenaikan tersebut diperkirakan akan menjadi yang terakhir.
Ekspektasi melunaknya The Fed membuat dolar AS semakin terkapar. Indeks dolar masih berkutat di angka 99,97, atau terendah sejak April 2022. Dengan dolar AS yang melemah maka harga emas semakin terjangkau sehingga semakin banyak orang yang membeli sang logam mulia.
Sebaliknya, harga emas bisa jatuh ke kisaran US$ 1.900 per troy ons jika The Fed masih saja memberlakukan kebijakan ketatnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemilik Emas Antam Kaya Mendadak, dalam 4 Hari Naik Rp 34.000
