Utang Gak Selamanya Jelek, Ekonomi AS Ditopang Kartu Kredit
Jakarta, CNBC Indonesia - Perkiraan resesi Amerika Serikat telah dilakukan berbulan-bulan. Tapi nyatanya sampai sekarang ekonomi Paman Sam masih bertahan, salah satu penyebabnya adalah karena belanja konsumen yang kuat.
"Pengeluaran konsumen mewakili lebih dari setengah ekonomi," kata Curt Long, kepala ekonom di National Association of Federally-Insured Credit Unions seperti dikutip CNBC Internasional (11/5/2023).
"Jadi, jika belanja konsumen kuat, itu saja, secara umum, cukup untuk menjaga ekonomi agar tidak tergelincir ke dalam resesi," tambahnya.
Pada kuartal pertama tahun 2023, produk domestik bruto AS tumbuh pada tingkat 1,1% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Tingkat pertumbuhan ini merupakan peningkatan dari angka PDB pertengahan 2022, yang awalnya memunculkan kekhawatiran resesi.
Alasan utama ketakutan tersebut adalah inflasi tetap lebih tinggi daripada yang diantisipasi para ekonom. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi tahunan sebesar 4,9% pada Mei.
Untuk memerangi inflasi, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) telah menaikkan suku bunga pinjaman bank sebanyak 10 kali selama sekitar setahun terakhir.
Tren kenaikan suku bunga tetap mungkin akan menjadi fokus saat tingkat konsumen mencapai titik puncaknya.
Saat pandemi memudar, tingkat historis tabungan pribadi telah menukik tajam. Simpanan di bank telah mencapai puncaknya karena konsumen terus berbelanja di tengah kenaikan harga yang terus menerus.
Hal ini terjadi karena masyarakat yang kurang mampu semakin mengandalkan kredit dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Sekitar 29% rumah tangga berpenghasilan kurang dari US$50.000 atau Rp750 juta setahun menggunakan kartu kredit untuk membiayai pengeluaran mereka, menurut ekonom Bank of America Institute. Tingkat penggunaan kredit terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir meskipun berada di bawah tingkat pra-pandemi yang lebih tinggi.
Orang Amerika berpenghasilan sedang juga menghadapi angin sakal yang signifikan dari uang pengembalian pajak yang lebih sedikit. Pengembalian dana rata-rata tahun ini adalah US$2.777 hingga 28 April, turun 8% dari periode yang sama tahun lalu, menurut data IRS .
"Karena ini adalah rumah tangga yang sama yang lebih mengandalkan pengembalian pajak untuk membiayai pengeluaran mereka, pengembalian yang lebih rendah benar-benar berdampak negatif pada pengeluaran mereka," kata Anna Zhou, seorang ekonom di Bank of America Institute.
(aak/aak)