Belajar dari Mas Menteri Nadiem, Investasi Gak Mesti Properti

Aulia Akbar, CNBC Indonesia
29 May 2023 10:00
Franka dan Nadiem Makarim
Foto: Instagram @frankamakarim

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim telah melaporkan harta kekayaannya pada tahun 2022 kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, terlihat bahwa dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disetorkan Nadiem ke KPK pada 31 Maret 2023, harta Nadiem naik sekitar Rp 3,6 triliun dalam setahun, menjadi Rp 4,8 triliun.

Berdasarkan informasi di LHKPN, sebesar Rp 55,3 miliar dari total kekayaan Nadiem adalah aset properti, sementara itu Nadiem juga tercatat memiliki surat utang senilai Rp 5,5 triliun.

Dengan adanya aset lancar sebesar Rp 12,2 miliar, kendaraan sebesar Rp 162 juta, harta bergerak lain senilai Rp 752 juga, harta lain Rp 3,4 miliar dan utang Rp 790 miliar, maka total harta kekayaan Nadiem tercatat Rp 4,8 miliar.

Bisa dikatakan bahwa, komponen terbesar dari kekayaan Nadiem adalah aset investasi yang tak lain adalah surat utang, diikuti pula dengan properti.

Dalam perencanaan keuangan, sangat disarankan bagi seseorang untuk memiliki aset investasi yang besarannya di atas 50% dari total kekayaan. Karena dengan besaran itu, nilai kekayaannya bisa dengan mudah meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

Akan tetapi, ketahuilah bahwasannya banyak hal yang mesti dipersiapkan sebelum seseorang mulai mengoleksi aset-aset investasi.

Pengaturan arus kas yang baik

Semakin besar seseorang menganggarkan uang untuk berinvestasi maka makin cepat pula aset investasinya bertambah dan menggunung.

Meski hal itu sangat dianjurkan, namun ketahuilah bahwa dalam hidup tentu seseorang harus bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya dan membayar apa yang menjadi kewajibannya.

Dengan teknik mengatur pemasukan dan pengeluaran yang baik, maka dia akan bisa mengalokasikan uang yang cukup untuk berinvestasi.

Cicilan utang dalam batas wajar

Cicilan utang akan menjadi pengeluaran yang bersifat wajib dibayar. Dan tak dipungkiri pula bahwa semakin besar cicilan utang, makin sulit seseorang untuk bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari atau berinvestasi.

Ada baiknya untuk tetap menjaga cicilan utang di bawah 30% dari penghasilan bulanan. Dan lunasilah utang-utang bersifat konsumtif bila ada.

Pondasi keuangan yang baik

Pondasi keuangan harus dimiliki dengan tujuan untuk mengamankan tabungan serta aset-aset investasi yang kita beli. Tanpa pondasi keuangan, tabungan maupun investasi kita bisa saja terjual habis jika musibah datang.

Penting sekali untuk memiliki tabungan dana darurat dengan jumlah ideal dan jaminan kesehatan, minmal dalam bentuk BPJS Kesehatan untuk memitigasi datangnya musibah tersebut.


(aak/aak)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri Tajir Jokowi Ini Kekayaannya Banyak di Surat Berharga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular