Hilirisasi Hingga IKN Ditawarkan di Mandiri Investment Forum

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
24 January 2023 16:52
Mandiri Investment forum (Dok. bank Mandiri(
Foto: Mandiri Investment forum (Dok. bank Mandiri)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) bersama Mandiri Sekuritas akan kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF). Adapun proyek yang ditawarkan dalam gelaran ini dari proyek hilirisasi hingga Ibu Kota Negara (IKN).

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan Forum ini sekaligus menjadi ajang sinergi dan kolaborasi yang baik antara investor, pelaku usaha, dan pemangku kebijakan dalam menangkap peluang pertumbuhan dan investasi yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Ribuan investor lokal dan internasional juga akan turut menghadiri MIF 2023 secara offline maupun daring," ujar Panji di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Forum berskala internasional ini sangat strategis untuk memahami bagaimana kondisi ekonomi Global dan Indonesia terkini dan strategi bisnis ke depan sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia yang tetap kuat di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut. Panji menyebutkan hingga Selasa (24/1/2023), sudah ada 21.630 peserta yang mendaftar, terdiri dari 518 investor asing, 1.840 investor dalam negeri, 26 diplomat, serta Kamar Dagang dan Industr (Kadin) dari 19 negara. Tak hanya itu, sebanyak 338 kampus juga turut serta dalam MIF 2023.

Ekonomi Indonesia diprediksi masih akan bertumbuh pada 2023 hingga 5,04% di tengah meningkatnya risiko global. Meski begitu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan memasuki tahun kampanye pemilihan umum (pemilu), iklim politik perlu dijaga tetap stabil agar investasi tetap masuk ke Indonesia dan menopang pertumbuhan ekonomi di 2023.

Kinerja investasi akan sangat penting dan menjadi game changer pertumbuhan ekonomi pada 2023 karena menyumbang sekitar 30 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023. Oleh karena itu, iklim investasi yang baik perlu dibangun dengan koordinasi kebijakan antara pemangku kepentingan, sehingga investor lebih tertarik berinvestasi di Indonesia dibandingkan negara-negara berkembang lain.

"Ini yang seringkali teman-teman lupa dan taken for granted bahwa koordinasi kebijakan fiskal, moneter, dan perbankan itu selalu memberi Indonesia competitive advantage dengan negara-negara emerging markets lainnya," rinci Andry.

Investasi juga dapat mendorong daya beli masyarakat karena nilai investasi, terutama yang masuk ke industri manufaktur, dapat menyerap banyak tenaga kerja.

"Penyerapan tenaga kerja akan meningkatkan daya beli masyarakat dan akhirnya konsumsi juga naik lagi, dengan menggunakan uang investor," jelas Andry.

Selain ditopang oleh investasi, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh konsumsi masyarakat yang menyumbang sekitar 54% sampai 55%.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular