Simak! 3 Cara DP Rumah Ini Bikin Anda Susah Mapan

Aulia Akbar, CNBC Indonesia
Senin, 16/01/2023 11:05 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/KatarzynaBialasiewicz

Jakarta, CNBC Indonesia - Mereka yang membeli rumah dengan kredit pemilikan rumah atau KPR pasti bakal diminta bayar uang muka alias down payment (DP). Sudah sewajarnya untuk membayar dp serta pembayaran pertama secara langsung.

Akan tetapi, mengingat DP dan pembayaran utama cukup mahal, maka tak jarang seseorang menyiasati hal ini agar arus kas bulanan tidak terganggu.

Namun upaya untuk menyiasati hal itu justru bisa berujung masalah di kemudian hari, serta membuat Anda terlilit utang. Menerapkan hal ini juga bisa berdampak jauh dari kata mapan di usia tua nanti.


Pokoknya, bagi Anda yang ingin mengajukan KPR hindarilah 3 cara membayar dp seperti yang akan disampaikan di bawah ini.

Dp rumah 0%

Tidak sedikit iklan yang bertebaran di internet seputar rumah dp 0% atau tanpa uang muka sekalipun. Promosi ini memang cukup menggiurkan, tapi di balik itu, ada kerugian besar yang bisa diterima oleh para pembeli rumah.

Umumnya, KPR menetapkan suku bunga fixed (tetap) di tahun awal, kemudian bunga tersebut akan mengalami floating di tahun selanjutnya.

Apa jadinya jika Anda tidak membayar dp sama sekali? Pokok utang KPR Anda akan menjadi sangat besar, dan beban finansial Anda akan semakin menggunung.

Ketika Anda memiliki utang lain yang belum lunas, maka akan ada potensi besaran utang Anda melebihi batas wajar atau melebihi 50% dari total aset.

DP sekecil-kecilnya

Karena tidak bisa dengan skema 0 persen, maka pilihan keduanya adalah memilih metode uang muka sekecil-kecilnya. Kali ini patokannya bukan berapa persen dari harga rumah melainkan "uang dp-nya."

Anggap saja, rumah Rp 800 juta tapi dengan Rp 5 juta sudah bisa langsung akad.

Hal ini juga tidaklah bijak dilakukan. Alasannya kurang lebih sama seperti kasus membeli rumah tanpa dp.

Pokok utang bulanan akan membengkak dan besarannya bisa jadi di luar batas wajar total utang Anda.

DP rumah pakai kredit atau uang pinjaman

Dana segar dari kredit tanpa agunan (KTA), tarik tunai kartu kredit atau pinjaman juga bisa dipakai untuk bayar dp rumah. Bank bisa saja menyetujui permohonan kredit Anda jika Anda memiliki riwayat kredit yang baik.

Akan tetapi, ketahuilah bahwa metode ini bisa membuat utang Anda semakin menumpuk di kemudian hari.

KPR itu sendiri merupakan utang, lantas untuk apa kita berutang demi memuluskan proses utang jangka panjang yang akan Anda ajukan nantinya.

Mengajukan pembiayaan untuk dp rumah bukan hanya akan membuat total utang Anda berada di atas batas wajar, tapi juga akan memperberat pengeluaran Anda ke depan.

Beli rumah harus direncanakan

KPR memang menjadi salah satu solusi membeli rumah dengan uang terbatas, namun ketahuilah bahwa KPR akan membutuhkan komitmen jangka panjang.

Sudah sewajarnya bagi siapapun untuk mengukur kemampuan pelunasan terlebih dulu sebelum mengajukan KPR.

Tidaklah bijak menghabiskan semua tabungan termasuk dana darurat hanya untuk melunasi dp dan pembayaran pertama bagi rumah Anda. Ingat, setelah rumah dihuni maka renovasi kecilpun bisa saja terjadi karena kesalahan minor akibat pembangunan rumah.

Harga rumah memang akan terus naik, sama seperti halnya harga barang dan jasa di pasaran. Oleh karena itu, bila Anda ingin membelinya, lakukan perencanaan sejak dini untuk membeli rumah.

Tentukan kapan Anda ingin memilikinya, berapa harga rumahnya jika dihitung berdasarkan inflasi tahunan, dan lewat mana Anda akan mengumpulkan uang untuk dp rumah.

 


(aak)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Tinggal Diam, Ini Jurus OJK Redam Guncangan Pasar Modal