Halo Bunda, Harga Emas Antam Lagi Naik Lho!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Antam Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau menguat pada Sabtu (22/10/2022).
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.008.000/batang, menguat 0,8% atau menguat sekitar Rp 8.000 per gram.
Sedangkan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) menguat Rp 8.000 per gram menjadi Rp 905.000/gram.
"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi jual kembali (buyback) silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan buyback pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s.d. H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.
Harga emas Antam yang menguat pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan harga emas acuan dunia yang terpantau menguat pada perdagangan Jumat kemarin.
Pada perdagangan Jumat kemarin, harga emas acuan dunia di pasar spot tercatat US$ 1.792,34 per troy ons, menguat 0,8% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Namun sepanjang pekan ini, emas dunia terkoreksi 0,3%.
Melemahnya emas dunia pada pekan ini terjadi karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih akan bersikap hawkish hingga tahun depan atau hingga inflasi mendekati targetnya di 2%.
Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bp) menjadi kisaran 4,25% - 4,5%. Kenaikan ini sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Dengan ini, maka The Fed sudah menaikkan suku bunga acuannya hingga 425 bp sepanjang tahun ini. Sebelum pertemuan terakhir, The Fed sempat menaikkan suku bunga acuannya hingga 75 bp dalam empat kali beruntun.
Bahkan, The Fed memproyeksikan bahwa Federal Fund Rates akan mencapai puncaknya pada 5,1% tahun depan, lebih tinggi dari perkiraan pasar.
"Banyak trader berfokus pada The Fed dan ECB, yang mengisyaratkan lebih banyak pengetatan, dan kami telah melihat imbal hasil obligasi global naik secara signifikan, dan itulah mengapa emas mengalami penurunan mingguan," kata Edward Moya, analis senior OANDA, dikutip dari Reuters.
Emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai (hedging) dari inflasi, tetapi emas juga sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Saat suku bunga naik, maka biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil akan meningkat.
Sementara menurut Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals mengatakan bahwa harga emas menguat di akhir perdagangan pekan ini karena pemantulan korektif dari tekanan jual yang kuat di sesi sebelumnya.
"Emas mungkin mendapatkan tawaran safe-haven ringan karena AS dan pasar saham global melakukan aksi jual setelah bank sentral utama yang masih hawkish," ujar Wyckoff.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)