Bukan Duit! Tabungan Pendidikan Anak Ini Sakti Saat Krisis
Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti diketahui, harga emas per 15 Desember 2022 bertengger di Rp 1.030.000, dan jika dilihat secara tahun ke tahun, maka kenaikannya sudah mencapai 9,6% per tahun.
Dengan kenaikan yang cukup signifikan dalam setahun dan adanya ketidakpastian ekonomi, apakah logam mulia yang satu ini bisa dimanfaatkan sebagai instrumen untuk mengumpulkan dana pendidikan anak?
Jawabannya, tentu saja bisa akan tetapi banyak yang harus jadi pertimbangan ketika kita memilih emas sebagai biaya pendidikan anak. Berikut ulasan lengkapnya.
Lebih pas untuk dana pendidikan jenjang tinggi
Alangkah lebih baik bagi Anda memilih emas untuk investasi pendidikan anak jenjang tinggi. Anggap saja, saat ini momongan Anda masih berusia lima tahun, Anda bisa memulai investasi emas sekarang juga untuk mengumpulkan biaya kuliahnya di perguruan tinggi 11 atau 12 tahun yang akan datang.
Dalam rentang waktu 2012 hingga 2022, harga emas sudah naik 70%. Dan jika dihitung secara tahunan, kenaikan harga emas adalah 5% per tahun.
Pastikan Anda rutin melakukan pembelian secara rutin, dan Anda juga bisa melakukan pembelian dalam jumlah besar ketika harga emas sedang mengalami penurunan.
Jangan gunakan untuk jangka pendek
Menggunakan emas untuk tujuan pendek, sebut saja untung menabung mengumpulkan biaya masuk perguruan tinggi saat anak kita duduk di bangku SMA bukanlah hal yang tepat.
Lonjakan harga emas yang tinggi umumnya lebih disebabkan karena ketidakpastian ekonomi.
Belum lagi, terdapat spread atau selisih harga beli dan jual yang cukup tinggi. Bisa saja harga pasaran emas sudah lebih tinggi dibanding rata-rata harga beli emas Anda, namun Anda tetap rugi ketika menjualnya lantaran selisih harga jual dan beli yang tinggi.
Cari instrumen lain untuk diversifikasi emas
Jangan hanya bergantung pada emas untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak. Lakukanlah diversifikasi dengan instrumen lain.
Misalkan, untuk biaya kuliah (jangka panjang) gunakanlah emas, reksa dana saham, atau saham langsung.
Sementara itu untuk jangka pendek gunakan reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, atau surat utang negara.
(aak/aak)