
Jangan Panik! Bunga KPR Pasti Naik, Nih Cara Ngakalinnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Suku bunga kredit mulai bergerak naik, sejalan dengan agresifnya kenaikan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate. Sejumlah jenis kredit, termasuk yang tergabung dalam kredit konsumsi berpotensi membuat cicilan masyarakat kian bengkak.
Bank Indonesia mencatat, suku bunga kredit pada Oktober 2022 telah meningkat menjadi 9,09% dari 8,94% pada Juli 2022. Sedangkan suku bunga kredit baru telah naik dari 8,94 persen menjadi 9,19% pada periode yang sama.
Untuk jenis kredit multiguna naik paling tinggi hingga bertengger di level 17,85% pada Oktober 2022 dari posisi Juli 2022 16,67%. Kredit Kendaraan Bermotor naik dari 7,96% menjadi 8,38%, dan Kredit Pemilikan Rumah dari 5,42% menjadi 5,52%.
Perencana keuangan sekaligus Presiden International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) Indonesia, Aidil Akbar Madjid, mengatakan ada sejumlah cara menyikapi bengkaknya cicilan kredit di tengah masih tingginya potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Dengan suku bunga acuan BI yang kini di level 5,25%, Aidil mengatakan, secara nominal sudah banyak cicilan di bank yang telah naik drastis, salah satunya untuk cicilan KPR. Sebab, BI juga sudah mulai menaikkan bung acuannya sejak empat bulan lalu.
"Nah itu sudah mulai masuk tuh, ada beberapa, salah satu teman saya cicilannya naik di bank syariah lagi, naik dari Rp 3 juta ke Rp 8,7 hampir 3 kali lipatnya," kata Aidil saat dihubungi Jumat (18/11/2022).
Tren kenaikan BI rate ini tentu katanya akan membebani cicilan yang sifatnya mengambang atau floating. Sementara untuk cicilan yang bersifat tetap atau fix masih akan aman.
Dari situ, Aidil berujar, perlu siasat untuk mengakali potensi makin tingginya cicilan bank di tengah agresifnya BI menaikkan suku bunga acuan. Pertama, kata dia, bisa dengan cara melunasi sebagian besar cicilan di awal.
"Bisa aja dia lunasin sebagian kalau dia punya uang cash. kalau dilunasi sebagian kan pokok pinjamannya turun tuh," ujar Aidil.
Strategi kedua adalah dengan bernegosiasi dengan bank yang memberikan kredit untuk memperpanjang tenor kreditnya. Cara ini bisa memberikan ruang untuk neraca keuangan masyarakat agar tidak terlalu terbebani.
"Misalnya selama ini tenornya 15 tahun dinaikin jadi 20 tahun. selama usianya mencukupi itu bisa," kata Aidil.
Ketiga, strategi yang bisa ditempuh adalah mengajukan pengalihan atau take over ke bank lain yang masih mau menawarkan tingkat bunga yang lebih rendah. Jika sudah jalan beberapa tahun cicilan yang dibayarkan dan BI Checking masih bagus dipastikannya masih banyak bank yang mau mengambil alih.
"Kalau enggak bisa juga coba diskusi sama banknya, bilang ini saya keberatan enggak bisa bayar kasih solusi dong itu bank pasti akan memberikan solusi," ucapnya
Aidil berujar, tingkat bunga kredit, termasuk KPR sulit diprediksi berapa besarannya ke depan karena masing-masing bank pasti memiliki strategi tersendiri dalam menentukan kreditnya. Yang pasti, menurutnya selama BI terus menaikkan suku bunga acuan maka suku bunga pinjaman atau kredit pasti akan terus mengikuti.
"Selama BI terus naikin suku bunga pasti suku bunga pinjaman akan tetap tinggi, jadi harus disiapkan," ujar Aidil.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wajib Baca Ini Dulu Sebelum Kamu Ajukan KPR Selain di Bank!