Emas Dunia Bergerak Liar, Apa Kabar Emas Antam?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 09/09/2022 09:35 WIB
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) turun pada perdagangan Jumat (9/9/2022). Harga emas dunia yang merosot pada perdagangan Kamis menyeret emas Antam.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan hari ini turun Rp 3.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 947.000/batang, turun 0,32%.

PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Sementara itu harga emas dunia bergerak liar pada perdagangan Kamis, berakhir merosot 0,61% ke US$ 1.707/troy ons, setelah sebelumnya sempat naik menyentuh US$ 1.728/troy ons. Logam mulia ini berbalik turun merespon pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve/The Fed.

Berbicara dalam acara Annual Monetary Conference yang diselenggarakan Cato Institute, Powell mengingatkan jika tugas memerangi inflasi masih jauh dari selesai.

Dia juga mengatakan tidak ingin mengulang apa yang terjadi pada periode 1970an dan 1980-an di mana inflasi terus melambung tinggi karena keterlambatan dalam menekan ekspektasi inflasi.

"Sejarah mengingatkan kita dengan keras mengenai pelonggaran moneter yang dilakukan secara premature. Saya bisa yakinkan kepada Anda jika bank sentral berkomitmen kuat untuk menurunkan inflasi sampai tugas itu berhasil," tutur Powell, dikutip dari CNBC International.

Ia sekali lagi menegaskan akan terus menaikkan suku bunga dan menahannya di level tinggi dalam waktu yang lama sampai inflasi kembali ke 2%.

"Saya meyakinkan anda, saya dan rekan-rekan saya sangat berkomitmen dalam proyek ini (menaikkan suku bunga) sampai tugas kami selesai (inflasi turun)," kata Powell.
Pasca pernyataan tersebut, pasar melihat suku bunga akan dinaikkan lagi sebesar 75 basis poin bulan ini, dengan probabilitas sekitar 86%.

Suku bunga tinggi merupakan musuh utama emas. Ketika The Fed menaikkan suku bunga, maka imbal hasil obligasi (Treasury) akan ikut menanjak. Alhasil, emas menjadi kalah menarik ketimbang Treasury yang sama-sama menyandang status safe haven.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas - Obligasi Jadi Primadona Saat Perang Dagang Belum Usai