Harga Emas Antam Tiga Hari Terbenam!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 02/09/2022 09:40 WIB
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam masih terus berlanjut. Sebabnya, apa lagi kalo bukan harga emas dunia yang terus merosot hingga ke bawah US$ 1.700/troy ons.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan hari ini turun Rp 2.000/gram. Dalam 3 hari, total penurunannya sebesar Rp 18.000/gram.

Emas dengan berat 1 gram hari ini dijual Rp 947.000/batang, atau turun 0,21%.


PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Harga emas dunia pada perdagangan Kamis (1/9/2022) jeblok 0.85% ke US$ 1.696/troy ons, juga sudah mengalami penurunan dalam 3 hari beruntun.

Dunia saat ini sedang menghadapi masalah inflasi yang tinggi. Saat inflasi tinggi, emas merupakan aset yang selalu diingat. Secara tradisional, emas merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi.

Namun, saat ini kondisinya berbeda selain inflasi tinggi ada bank sentral di berbagai negara yang agresif menaikkan suku bunga, alhasil harga emas malah melempem.

Banyak analis melihat harga emas dunia masih akan tertekan bahkan hingga satu tahun ke depan. Sebabnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang masih akan agresif menaikkan suku bunga dan menahannya di level tinggi dalam waktu yang cukup lama.

Ketika emas dunia tertekan, emas Antam pun masih akan sulit menguat.

Suku bunga The Fed akan menjadi penentu arah harga emas dunia, begitu juga dengan emas batangan di dalam negeri.

Suki Cooper, analis logam mulia di Standar Chartered mengatakan harga emas dunia tidak akan turun jauh dari US$ 1.700/troy ons.

"Emas kemungkinan tidak akan turun lebih jauh, sebab hampir semua risiko penurunan sudah ter-price in di pasar," kata Suki sebagaimana dilansir Kitco, Rabu (31/8/2022).

Suki mengatakan emas memang menghadapi tekanan yang besar, tetapi di sisi lain ada beberapa hal yang menahan bisa menahan penurunan, yakni risiko resesi serta permintaan di pasar fisik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)