Harga Perak Cenderung Stagnan, Sinyal Sentimen Inflasi Reda?
Jakarta, CNBC Indonesia - Terjadi tarik menarik sentimen antar inflasi dan dolar Amerika Serikat (AS) yang membuat harga perak dunia naik tipis pada perdagangan hari ini.
Pada Rabu (13/7/2022) pukul 12.45 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 18,9/ons, naik tipis 0,06% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Investor saat ini menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat yang diperkirakan lebih panas lagi. Menurut jajak pendapat Reuters, laju inflasi AS pada Juni sebesar 8,8% year-on-year/yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 8,6% yoy.
Perak sebagai safe haven diuntungkan dari inflasi yang tinggi sebagai tempat lindung nilai.
Namun, inflasi yang makin panas akan menjadi lampu hijau bagi Federal Reserves/The Fed, bank sentral AS, untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan akhir bulan nanti.
Investor tampaknya lebih memilih dolar sebagai tempat berlindung ketimbang perak karena antisipasi kenaikan suku bunga dunia yang membuat kilau perak pudar.
Dollar Index (yang mengukur greenback dibandingkan enam mata uang utama) kemarin berada di 108,16. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Tingginya dolar membuat perak yang dijual dengan greenback menjadi semakin mahal bagi para pemegang mata uang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)