Harga Emas Antam 15 Juni: Kian Murah, Saatnya Investasi Lagi?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 15/06/2022 08:53 WIB
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Melansir data dari situs resmi milik PT Antam,logammulia.com, harga emas batangan melemah Rp 2.000 per gram menjadi Rp 984.000 pada perdagangan Rabu (15/6/2022). Hargabuyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) ikut turun Rp 2.000 per gram menjadi di Rp 858.000/gram.

"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.


Kemarin (14/6/2022) harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1,808,1/troy ons, turun 0,79% dibandingkan harga penutupan kemarin. Sehingga menekan harga emas Antam.

Emas dunia tertekan oleh indeks dolar (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama lainnya) yang berada di area puncak tertinggi dalam 20 tahun yakni level 105. Indeks dolar kemarin berada di 105,35

Sejumlah analis memperkirakan emas akan kesulitan melawan dolar jelang pengumuman kebijakan bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) yang diperkirakan pasar akan makin agresif.

"Pelaku pasar yakin The Fed tidak akan mengubah kebijakannya dalam waktu dekat. Orang kini mulai meyakini bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya," tutur Moya, seperti dikutip dari Kitco News.

Moya menjelaskan awalnya pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Juni dan Juli untuk kemudian mulai mengerem kebijakan hawkish mereka. Namun, dengan inflasi As mencapai 8,6% pada Mei pasar meyakini The Fed akan makin agresif.

Pasar kini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Juni dan masih memberlakukan kebijakan hawkish hingga September.

"Volatilitas di pasar akan tetap besar begitu The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. Pasar akan berdebat seberapa agresif The Fed ke depan dan mereka tidak akan lagi membicarakan sinyal The Fed. Kondisi ini akan menjadi bearish bagi emas. Emas mungkin akan tertekan," imbuhnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas - Obligasi Jadi Primadona Saat Perang Dagang Belum Usai