Bun! Harga Emas Pegadaian Tak Gerak Nih, Mau Beli?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan di PT Pegadaian bergerak stagnan pada perdagangan hari ini, Senin (16/5/2022). Meski demikian, harga emas dunia masih berpeluang menguat, sehingga dapat mengerek harga emas di Pegadaian.

Pergerakan tersebut terjadi meskipun harga acuan emas dunia menguat hari ini. Pukul 08:55 WIB, terpantau harga emas acuan dunia di pasar spot di banderol di US$ 1.815,37/troy ons, naik tipis 0,23% dibanding posisi sebelumnya.

Pegadaian menjual berbagai jenis emas yaitu emas Antam, Antam Retro, Antam Batik, dan UBS. Ukurannya pun beragam mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram. Pada perdagangan hari ini, harga emas antam stagnan di Rp 1.008.000/gram. Emas ini tersedia mulai ukuran/satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Sementara itu, emas Antam Retro juga bergerak stagnan dari posisi kemarin. Emas Antam retro adalah emas kemasan lama di mana keping emas dan sertifikatnya terpisah.Emas Antam retro kali terakhir diproduksi pada 2018, dan tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 100 gram.

Pegadaian juga menawarkan emas Antam batik yang merupakan jenis emas Antam berharga termahal. Harga emas Antam Batik dipatok Rp 1.164.000.

Terakhir, harga emas UBS yang dikeluarkan PT Untung Bersama Sejahtera juga tidak berubah dari posisi kemarin. Emas UBS yang tersedia lengkap mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Meskipun hari ini harga emas dunia menguat, tapi emas dunia sedang berada dalam tren penurunan dan bahkan sempat menyentuh rekor terendah dalam tiga bulan lebih pada Jumat (13/5) di US$1.811,15/troy ons.

Dengan begitu, harga emas membukukan penurunan 2,06% secara mingguan, drop 8,23% secara bulanan, dan anjlok 2,71% secara tahunan. Memang, sejak menyentuh level US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret 2022, harga emas cenderung 'menuruni bukit'.

Sementara itu, pukul 09:00 WIB, terpantau indeks dolar Amerika Serikat (AS) terkoreksi tipis 0,08% ke level 104,485 terhadap 6 mata uang dunia. Namun, terkoreksinya si greencback masih berada di dekat rekor tertingginya selama dua dasawarsa yang berada di kisaran 104,49. Indeks dolar AS berhasil naik dalam enam pekan beruntun.

Pergerakan tersebut terjadi karena investor masih mencari aset yang aman karena kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi global yang melambat karena perang antara Rusia dan Ukraina masih memanas dan melonjaknya kasus penyebaran Covid-19 di China.

Selain itu, investor cemas terhadap kemampuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk meredam inflasi tanpa menyebabkan resesi, sehingga investor pun berbondong-bondong untuk beralih ke mata uang safe-haven.

"Penguatan dollar AS membuat emas ada dalam zona bahaya. Jika emas anjlok ke level US$ 1.800 harganya bisa terus anjlok hingga ke kisaran US$ 1.750. Emas sulit menawarkan daya tarik selama pergerakan dollar AS sangat kuat," tutur Edward Moya, analis dari OANDA.

Moya menambahkan ekspektasi pasar terkait kenaikan suku bunga acuan The Fed dan kondisi pasar yang tengah risk off menyulitkan emas untuk melaju apalagi menembus level US$ 1.900.

Sementara, Ravindra Rao dari Kotak Securities, mengingatkan emas masih berpotensi naik jika kekhawatiran akan memburuknya ekonomi global terus menguat. Emas sebagai aset aman akan menjadi pilihan orang di saat ekonomi memburuk.

Namun, dia juga menegaskan bahwa jika pergerakan harga emas masih akan sangat ditentukan oleh dolar AS.

"Harga emas kemungkinan tidak akan melonjak tajam kecuali dolar AS melemah drastis," tutur Ravindra seperti dikutip darilivemint.com.

TIM RISET CNBC INDONESIA