
Harga Makin Murah, Ini Deretan Emas Pegadaian di Bawah Sejuta

Dinamika di rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif bagi harga emas. Dini hari tadi waktu Indonesia, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan rekan memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) menjadi 0,75-1%.
Meski ini menjadi kenaikan terbesar dalam sekali rapat selama 22 tahun terakhir, tetapi sudah masuk ke hitungan pelaku pasar. Sudah priced-in, sudah ketaker.
Sekarang yang jadi pertanyaan adalah rapat The Fed berikutnya, yang digelar 15 Juni 2022 waktu setempat. Apakah mungkin The Fed bakal menaikkan Federal Funds Rate lebih agresif, misalnya 75 bps?
"Kenaikan 75 bps adalah sesuatu yang tidak menjadi pertimbangan kami," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, seperti dikutip dari Reuters.
Berdasarkan CME FedWatch, kemungkinan tertinggi untuk rapat bulan depan adalah kenaikan suku bunga acuan 25 bps. Peluangnya adalah 78,6%.
The Fed memang agresif, tetapi tidak seagresif itu. Kenaikan suku bunga acuan sepertinya masih dalam jangkauan nalar pasar, tidak akan ada kejutan yang berarti.
Perkembangan ini membuat dolar AS kehilangan momentum. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,856%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini melemah lebih dari 1% secara point-to-point
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)[Gambas:Video CNBC]